Kamis 28 Oct 2021 15:43 WIB

Persaingan Tekfin dan Bank Digital Beri Pilihan Layanan

Transaksi digital diperkirakan akan tumbuh sebesar 30 persen dalam waktu dekat.

Nasabah melakukan transaksi di Gerai BCA Gandaria City Mall, Jakarta, Kamis (15/10). PT Bank Central Asia Tbk terus bertransformasi menjadi institusi keuangan yang peduli terhadap kebutuhan nasabah, terlebih di saat pendemi dimana fitur digital banking diharapkan dapat memberikan niai tambah kepada masyarakat.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika
Nasabah melakukan transaksi di Gerai BCA Gandaria City Mall, Jakarta, Kamis (15/10). PT Bank Central Asia Tbk terus bertransformasi menjadi institusi keuangan yang peduli terhadap kebutuhan nasabah, terlebih di saat pendemi dimana fitur digital banking diharapkan dapat memberikan niai tambah kepada masyarakat.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Head of Marketing Communication BCA Digital Duardi Prihandiko mengatakan persaingan para penyedia teknologi keuangan digital seperti teknologi finansial (tekfin) dan bank digital dapat memberikan warna baru bagi ekosistem keuangan dan ekonomi digital di Indonesia. Masyarakat diuntungkan dalam persaingan ini.

"Kompetisinya seru dan luar biasa. Namun, kembali lagi, yang diuntungkan (dari persaingan ini) sebenarnya adalah pelanggan dan masyarakat, karena kami di industri akan bersaing untuk memenuhi kebutuhan pengguna," kata Duardi dalam jumpa pers virtual, Kamis (28/10).

Baca Juga

Lebih lanjut, ia menyebutkan sebelumnya Bank Indonesia (BI) mengeluarkan pernyataan bahwa transaksi digital diperkirakan akan tumbuh sebesar 30 persen dalam waktu dekat. "Angka ini besar sekali, dan pastinya chance-nya begitu besar bagi seluruh warga untuk bisa mendapatkan service financial," kata Duardi.

Kehadiran tekfin dan bank digital yang kian marak di Indonesia pun Duardi nilai sebagai sebuah keniscayaan. "Ini sangat exciting, karena persaingan pasti ada, tapi kami memandangnya ini adalah keniscayaan, di mana kita pada akhirnya tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, namun harus berkolaborasi. Kolaborasi ini sendiri kembali untuk memberikan solusi bagi pengguna," jelas Duardi.

"Terdapat sebuah pernyataan, yaitu 'we don't need bank, but we still need the banking'. Kami sebagai bank digital berangkat dari bagaimana cara kita mengeksekusi itu, bahwa banking itu bisa di mana saja, dan harapannya bisa empower para ekosistem digital ini nantinya," imbuhnya.

Sebelumnya, CEO BCA Digital Lanny Budiati mengatakan pihaknya mengusung konsep branchless banking atau bank tanpa kantor cabang fisik. "Kami hadir bagi masyarakat yang sudah terbiasa dan lebih memilih transaksi secara digital. Semua bisa diakses di satu aplikasi yaitu blu, yang terkoneksi dengan ekosistem digital lainnya; memberikan kontrol, kebebasan bagi user, dan enabler untuk atur keuangan dengan lebih baik," kata Lanny.

Selain itu, masyarakat yang masih unbanked agar bisa mendapat akses bank digital. Banyak dari mereka yang sudah punya smartphone. 

"Ini potensi besar untuk industri bank dan teknologi digital dengan menawarkan seamless banking experience yang secure dan reliable bagi digital savvy untuk bertransaksi," tambahnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement