Jumat 29 Oct 2021 17:30 WIB

Obat Antidepresan Fluvoxamine Menjanjikan Obati Covid-19

Obat fluvoxamine diteliti untuk pengobatan Covid-19 karena bisa turunkan inflamasi.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Obat fluvoxamine diteliti untuk pengobatan Covid-19 karena bisa turunkan inflamasi.
Foto: www.freepik.com.
Obat fluvoxamine diteliti untuk pengobatan Covid-19 karena bisa turunkan inflamasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Obat antidepresan fluvoxamine mampu menurunkan kebutuhan akan layanan rawat-inap di rumah sakit pada kelompok pasien Covid-19 dewasa berisiko tinggi. Tak hanya itu, obat ini juga memiliki harga yang sangat terjangkau.

Fluvoxamine merupakan obat antidepresan yang biasa digunakan dalam kasus depresi atau gangguan obsesif kompulsif. Obat ini diteliti untuk pengobatan Covid-19 karena memiliki kemampuan untuk menurunkan inflamasi. Selain itu, beberapa studi berskala kecil juga menunjukkan bahwa pengunaan fluvoxamine untuk pengobatan Covid-19 cukup menjanjikan.

Baca Juga

Dalam studi ini, peneliti melibatkan hampir 1.500 pasien Covid-19 dewasa di Brasil. Pasien-pasien ini berisiko tinggi untuk mengalami Covid-19 bergejala berat karena memiliki masalah kesehatan lain yang dapat memperberat Covid-19, seperti diabetes.

Setengah dari pasien diberikan obat fluvoxamine, sedangkan sisanya mendapatkan plasebo atau obat kosong yang tak memiliki efek. Selama empat pekan pemantauan, peneliti mengumpulkan informasi mengenai pasien-pasien yang kemudian dirawat di rumah sakit atau dirawat cukup lama di IGD karena kapasitas rumah sakit telah penuh.

Pada kelompok yang mendapatkan fluvoxamine, ada 11 persen pasien yang kemudian dirawat di rumah sakit atau dirawat cukup lama di IGD. Pada kelompok yang mendapatkan plasebo, ada 16 persen pasien yang menjalani perawatan serupa.

Studi ini telah diterbitkan melalui jurnal Lancet Global Health dinilai memberikan hasil yang cukup jelas bahwa fluvoxamine dapat menurunkan kebutuhan akan layanan rawat-inap di rumah sakit pada pasien Covid-19 berisiko tinggi. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui dosis yang tepat, serta untuk melihat apakah pasien Covid-19 ringan juga bisa mendapatkan manfaat dari obat fluvoxamine.

Obat fluvoxamine juga memiliki keunggulan dari segi harga. Serangkaian perawatan Covid-19 menggunakan fluvoxamine hanya membutuhkan biaya sebanyak 4 dolar AS atau sekitar Rp 57 ribu. Sebagai perbandingan, rangkaian terapi infus antibodi untuk pengobatan Covid-19 membutuhkan sekitar 2.000 dolar AS atau sekitar Rp 28,4 juta, sedangkan rangkaian pengobatan Covid-19 dengan pil antivirus dari Merck memerlukan biaya sekitar 700 dolar AS atau sekitar Rp 9,9 juta.

Hasil studi ini telah disampaikan kepada National Institutes of Health Amerika Serikat yang berperan dalam penyusunan panduan pengobatan. Tim peneliti berharap bisa mendapatkan rekomendasi dari WHO terkait penggunaan fluvoxamine untuk pengobatan Covid-19.

"Bila WHO merekomendasikan ini, Anda akan ini diadaptasi secara luas. Kami berharap hal itu bisa berujung pada terselamatkan banyak jiwa," ujar peneliti Dr Edward Mills dari McMaster University, seperti dilansir AP News, Jumat (29/10).

Dr Paul Sax dari Brigham and Women's Hospital dan Harvard Medical School mengatakan fluvoxamine dan obat antivirus dari Merck untuk Covid-19 bekerja dengan cara yang berbeda. Akan tetapi, bukan tidak mungkin keduanya bisa bersandingan sebagai pengobatan Covid-19.

"Mungkin bisa saling melengkapi," jelas Dr Sax yang tidak terlibat dalam studi.

Terkait pengobatan Covid-19, saat ini juga ada studi besar yang sedang mempelajari delapan obat yang sudah ada sebelumnya untuk digunakan sebagai obat Covid-19. Saat ini, obat yang sedang diteliti dalam studi ini adalah obat hepatitis.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement