Senin 01 Nov 2021 03:32 WIB

BPIP: Jabatan Bukan untuk Ancam Masyarakat

Tindakan memanfaatkan jabatan kekuasaan menghancurkan martabat kepolisian.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ratna Puspita
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Romo Benny Susetyo
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Romo Benny Susetyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyinggung Polri soal oknum polisi yang menggunakan jabatan untuk mengancam masyarakat. Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Romo Benny Susetyo menyebut anggota polisi banyak yang memiliki gelar akademik cukup tinggi. 

Karena itu, ia berharap anggota Polri tetap memiliki kedisiplinan dengan menjaga martabat Polri. “Jangan selalu memanfaatkan jabatan dan kekuasan yang justru digunakan untuk menakut-nakuti, mengancam, pemerasan itu sebenarnya yang menghancurkan martabat kepolisian,” kata Benny dalam keterangan pers, Ahad, (31/10).

Baca Juga

Tanggapan Benny terkait instruksi Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Listyo Sigit Prabowo tentang perubahan mentalitas anggota Polri dari pimpinan sampai bawahan. Ia menyampaikan instruksi tersebut wajib dilaksanakan oleh seluruh anggota Polri.

Menurutnya, instruksi tersebut merupakan “warning” untuk menunjukan kembali martabat polisi. "Instruksi Kapolri itu sebenarnya ingin menunjukkan kembali martabat Polisi sebagai sebagai pelayanan publik, pengayom masyarakat dan melarang main kekerasan, baik kekerasan seksual atau kekerasan fisik, merekayasa kasus dan lainnya," ujar Benny.

Benny juga mengingatkan pada era digital, polisi harus memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk melawan berita-berita negatif dengan kematangan emosional. Ia menilai persoalan kecil akan menjadi besar jika tidak diatasi dengan kemampuan kecerdasan spiritual, intelektual dan emosional.

“Karena Polisi ke depan adalah Polisi yang memiliki kemampuan kecerdasan spiritual, intelektual dan kemampuan kematangan emosional dengan budaya dialog bukan yang memiliki arogansi menggunakan kekerasan,” ujar Benny.

Alumni Pasca Sarjana sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Widya Sasana Malang itu menyindir situasi hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga kepolisian pernah terjadi. Ia berharap perubahan secara kontinu dilakukan Polri agar mendapat kembali kepercayaan masyarakat.

“Ya kita berharap dengan adanya perubahan mentalitas yang ditekankan oleh Kapolri beberapa hari lalu ini tidak ada lagi anggota Polri yang menyimpang dari filosofi bhayangkara,” tutur Benny.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo berharap nantinya seluruh anggota polisi dapat dicintai oleh masyarakat Indonesia. Ia mengingatkan seluruh jajarannya akan tantangan tugas di tengah era keterbukaan informasi dan kemajuan teknologi dewasa ini. 

Menurut dia, perubahan zaman dengan kemajuan perkembangan teknologi dan keterbukaan informasi tentunya akan berdampak pada marwah Polri di mata masyarakat. "Ke depan saya inginkan polisi dicintai karena Polri melindungi dan mengayomi masyarakat, karena Polri hadir di tengah-tengah masyarakat. Itu yang ingin kami ciptakan," kata Sigit, Selasa (26/10). 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement