Senin 01 Nov 2021 21:29 WIB

Lavrov: NATO Enggan Berdialog dengan Rusia

Sejumlah diplomat Rusia telah diminta meninggalkan Brussels pada akhir Oktober.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berbicara selama pertemuan dengan anggota partai Rusia Bersatu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Rusia, Minggu, 22 Agustus 2021.
Foto: AP/Mikhail Voskresensky/Pool Sputnik Kremlin
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berbicara selama pertemuan dengan anggota partai Rusia Bersatu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Rusia, Minggu, 22 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) enggan melakukan dialog dengan Moskow. Hal itu disampaikan Lavrov setelah berpartisipasi dalam KTT G20 di Roma, Italia, Ahad (31/10).

“Kami tidak memiliki informasi tentang apa yang akan dilakukan NATO. Kami mengandalkan fakta, dan fakta ini menunjukkan bahwa NATO tidak menginginkan interaksi dengan kami,” katanya, ketika ditanya apakah NATO telah mengirim sinyal ke Rusia untuk membangun dialog, dikutip Anadolu Agency.

Baca Juga

Lavrov mengungkapkan, bahkan ketika Rusia memiliki perwakilan di NATO, aliansi tersebut tak menginginkan hal seperti itu. “Mereka ingin mengajari kami cara hidup, mendiskusikan Ukraina, dan melakukan propaganda,” ujarnya.

Pada 6 Oktober lalu, NATO mengumumkan bahwa mereka telah mengurangi staf misi Rusia di markas besarnya di Brussels, Belgia. Awalnya Rusia memiliki 20 staf misi, tapi dipangkas menjadi 10 saja. NATO pun mencabut akreditasi delapan diplomat dan menghapus dua posisi kosong. Para diplomat Rusia kemudian diminta meninggalkan Brussels pada akhir Oktober.

Pada 18 Oktober, Lavrov mengumumkan bahwa Rusia akan menangguhkan misinya ke NATO mulai November dan seterusnya. Itu merupakan aksi balasan atas keputusan yang diambil aliansi tersebut terhadap negaranya. Lavrov juga mengatakan bahwa pekerjaan misi penghubung militer NATO dan kantor informasi di Moskow akan ditangguhkan.

Mengacu pada meningkatnya kehadiran militer Amerika Serikat (AS) di Laut Hitam, Lavrov menyebut keputusan Washington mengirim kapal perang ke sana tidak berkontribusi pada stabilitas di kawasan tersebut. Dia menekankan, Rusia mencari kerja sama di kawasan itu, bukan konfrontasi. Namun Moskow siap menghadapi dan menangkal segala ancaman dan dapat memastikan keamanannya di Laut Hitam dengan andal.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement