Selasa 02 Nov 2021 10:37 WIB

Erick: KTT G20 Kesempatan RI Tunjukkan Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT G20 di Bali pada 2022.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir.
Foto: @erickthohir
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan digelar di Bali nantinya menjadi kesempatan untuk memperlihatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kepada dunia.

"Insya Allah, KTT G20 di Indonesia akan digelar di Bali sekaligus menjadi kesempatan bagi kita untuk memperlihatkan pertumbuhan ekonomi bangsa," ujar Erick Thohir seperti dikutip dari akun resmi Instagram-nya @erickthohir di Jakarta, Selasa (2/11).

Erick mengatakan, pada 2022, Indonesia terpilih menjadi presidensi forum internasional dari 20 negara pemimpin ekonomi dunia, melanjutkan kepemimpinan Italia. "Posisi ini untuk pertama kalinya dipegang oleh Indonesia," kata Erick.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, sejumlah pemimpin negara telah menyampaikan dukungan untuk Indonesia yang akan memegang Presidensi Group of Twenty (G20) pada 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022.

Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison, kata Airlangga, Indonesia dan Australia sepakat mengusulkan pembahasan mengenai ekonomi digital untuk diangkat dalam forum G20 di Presidensi Indonesia nanti.

Saat pertemuan bilateral dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Jokowi juga membahas akselerasi rencana pembentukan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Turki atau IT-CEPA. Akselerasi tersebut diharapkan dapat mengembalikan pasar besar minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Indonesia di Turki yang sebelumnya menurun.

Baca juga : Aksi Korporasi Demi Turunkan Emisi Karbon

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement