Selasa 02 Nov 2021 13:01 WIB

Moda TMB Sulit Masuk ke Rute Damri yang Berhenti Beroperasi

Meski terjadi peningkatan penumpang armada TMB, tidak terjadi penumpukan.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas mencoba mesin pembayaran Trans Metro Bandung (TMB) non-tunai menggunakan QRIS (QR code Indonesia Standard) saat diluncurkan di Balai Pengujian Kendaraan Bermotor Dishub Kota Bandung, Jalan Sor GBLA, Gedebage, Kota Bandung, Kamis (5/11). Pemerintah Kota Bandung melalui Dishub Kota Bandung bekerja sama dengan Bank BJB meluncurkan metode pembayaran non-tunai menggunakan QRIS untuk pembayaran Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB), tiket bus Bandros, Trans Metro Bandung dan pelayanan sistem derek guna meningkatkan pelayanan sekaligus memudahkan warga untuk transaksi tanpa kontak fisik. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas mencoba mesin pembayaran Trans Metro Bandung (TMB) non-tunai menggunakan QRIS (QR code Indonesia Standard) saat diluncurkan di Balai Pengujian Kendaraan Bermotor Dishub Kota Bandung, Jalan Sor GBLA, Gedebage, Kota Bandung, Kamis (5/11). Pemerintah Kota Bandung melalui Dishub Kota Bandung bekerja sama dengan Bank BJB meluncurkan metode pembayaran non-tunai menggunakan QRIS untuk pembayaran Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB), tiket bus Bandros, Trans Metro Bandung dan pelayanan sistem derek guna meningkatkan pelayanan sekaligus memudahkan warga untuk transaksi tanpa kontak fisik. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- BLUD angkutan Dinas Perhubungan Kota Bandung mengungkapkan terjadi peningkatan penumpang pada moda transportasi Trans Metro Bandung (TMB) usai Damri berhenti beroperasi. Namun, lonjakan penumpang diklaim tidak sampai membeludak.

"Untuk TMB mengalami peningkatan penumpang," ujar Kepala BLUD angkutan Dishub Kota Bandung, Yudhiana kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Selasa (2/11).

Baca Juga

Meski terjadi peningkatan penumpang, ia mengklaim tidak terjadi penumpukan dan tidak 100 persen terisi. Pihaknya mengklaim masih dapat mengatasi terkait lonjakan penumpang di TMB yang berasal dari penumpang Damri.

"Sejauh ini tidak ada penumpukan signifikan masih teratasi dan dilihat load faktor tidak sampai 100 persen. Jam sibuk masih ada sisa kapasitas penumpang," katanya.

Setelah Damri berhenti beroperasi pada 8 rute, Yudhiana menuturkan pihaknya menambah 6 bus pada 5 koridor TMB yang ada serta menambah ritase. Masing-masing koridor TMB yang ada saat ini terdapat sebanyak 8 unit bus.

Lima koridor tersebut yaitu Cibiru-Cicaheum, Cicaheum-Cibereum, Cicaheum-Sarijadi, Antapani-Leuwipanjang dan Antapani-Stasiun Hall. Koridor yang langsung bersinggungan dengan rute Damri yaitu koridor Cicaheum-Cibereum dan Antapani-Leuwipanjang.

Terkait dengan upaya menambah bus TMB pada rute Damri yang tidak beroperasi, ia menyebut rencana tersebut relatif sulit terealisasi dalam jangka waktu dekat. Sebab untuk melakukan hal tersebut diperlukan peraturan Wali Kota Bandung termasuk tarif yang harus ditentukan.

"Relatif sulit karena TMB kalau mau mengoperasikan di luar rute prosesnya kita buat perwal termasuk tarif. Prosesnya ada yang harus dilalui," katanya.

Terlebih saat ini, Yudhiana mengungkapkan pihaknya memiliki keterbatasan anggaran. Ia mengaku apabila terus menambah bus maka biaya operasional yang ditargetkan cukup hingga 31 Desember diperkirakan akan lebih cepat habis.

Meski pihaknya mendorong agar TMB bisa melayani penumpang Damri, ia mengatakan masih terdapat penumpang yang tidak akan terakomodir. Mereka diperkirakan akan menggunakan moda transportasi lain seperti ojek online dan kendaraan pribadi.

Sebelumnya, Damri menghentikan sementara delapan rute yaitu Cicaheum-Cibeureum, Ledeng- Leuwipanjang, Dipatiukur-Leuwipanjang, Elang-Jatinangor via Cibiru, Dipatiukur- Jatinangor, Kebon Kalapa- TJ Sari, Cicaheum- Leuwipanjang dan Alun-Alun Bandung-Ciburuy.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement