REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Pemerintah Belanda memutuskan memberlakukan kembali peraturan pembatasan sosial termasuk pemakaian masker. Perdana Menteri Mark Rutte mengatakan langkah ini diambil untuk menahan lonjakan kasus infeksi Covid-19 baru-baru ini.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Rutte meminta semua warga Belanda yang sudah divaksin maupun belum divaksin tetap menerapkan peraturan kebersihan dasar dan tetap di rumah bila memiliki gejala yang mungkin infeksi virus corona.
"Perilaku kami sendiri sangat penting, Sebagian besar kebijakan virus corona kami tergantung padanya," kata perdana menteri itu, Rabu (3/11).
Masker akan diberlakukan kembali di toko-toko dan tempat publik lainnya. Sementara masyarakat diminta bekerja dari rumah setidaknya separuh waktu.
Rutte mengatakan pekan depan pemerintah dapat memutuskan untuk memperluas kebijakan corona pass di tempat kerja.
Pada Selasa (2/11) kemarin pihak berwenang kesehatan Belanda merekomendasikan suntikan vaksin booster Covid-19 untuk kelompok lanjut usia. Sekitar 84 persen orang dewasa Belanda sudah divaksin.
Selasa kemarin kasus infeksi baru naik 40 persen dari minggu per minggu dengan lebih dari 300 kasus per 100 ribu orang. Hingga mendekati puncak penularan yang sebelumnya terjadi pada Oktober dan Desember 2020 dan Juli 2021.
Belanda segera memperhatikan beban yang ditanggung rumah sakit. Institut Kesehatan Nasional Belanda (RIVM) mengatakan angka rawat inap naik 31 persen, sebagian besar masyarakat yang tidak divaksin.
Sekitar 52 persen orang yang dites positif Covid-19 bulan lalu mengatakan mereka tidak divaksin. Sementara 45 persen lainnya mengatakan sudah divaksin lengkap.
Pada Selasa kemarin Dewan Kesehatan Belanda merekomendasikan vaksin booster bagi orang berusia 60 tahun ke atas. Pemerintah Rutte kerap mengadopsi rekomendasi dewan tersebut.