REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak akan memberi tahu perusahaan-perusahaan pada Rabu (3/11) untuk menetapkan rencana transisi ke ekonomi rendah karbon pada 2023.
Dilansir Reuters, rencana itu merupakan bagian dari upaya menjadikan Inggris sebagai pusat keuangan pertama di dunia yang mencapai emisi karbon nol bersih (net zero). Rencana ini harus mencakup target untuk mengurangi risiko iklim, tujuan sementara antara sekarang dan 2050, dan langkah-langkah untuk memenuhinya, kata kementerian keuangan menjelang pidato Sunak pada konferensi iklim COP26 PBB di Glasgow.
Namun, tidak akan ada kewajiban mencapai nol bersih bagi perusahaan atau larangan investasi dalam kegiatan yang mengeluarkan banyak karbon, kata kementerian itu. Sebaliknya, investor harus menentukan apakah rencana perusahaan memadai atau kredibel.
"Akan ada persyaratan baru bagi lembaga keuangan Inggris dan perusahaan yang terdaftar untuk mengumumkan rencana transisi nol bersih yang merinci bagaimana mereka akan beradaptasi dan mengurangi karbon saat Inggris bergerak menuju ekonomi nol bersih pada 2050," kata kementerian itu.
Satuan tugas baru akan menawarkan model untuk rencana transisi dalam upaya menghindari 'kamuflase hijau' atau strategi komunikasi yang mencitrakan perusahaan menjalankan ekonomi ramah lingkungan namun kenyataannya merusak. Inggris juga akan menerbitkan proposal tahun depan yang menetapkan bagaimana sektor keuangan harus bertransisi ke nol bersih pada 2050.
Sunak menyambut baik pengumuman yang direncanakan dari Glasgow Financial Alliance for Net Zero bahwa lebih dari 130 triliun dolar AS (Rp 1.863 kuadriliun) modal swasta, setara dengan 40 persen dari aset keuangan dunia, sekarang akan diselaraskan dengan tujuan iklim untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius, kata kementerian itu. Rencana ini akan membantu "memperbaiki seluruh sistem keuangan global menjadi nol bersih", kata Sunak dalam kutipan pidatonya.