REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki tidak mempertimbangkan vaksinasi Covid-19 pada anak di bawah usia 12 tahun. "Saya dapat katakan bahwa vaksinasi anak untuk usia 12 tahun ke bawah tidak masuk dalam agenda kami," kata Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca kepada awak media di gedung parlemen di ibu kota Ankara, dilansir dari anadolu, Rabu (3/11).
Koca kembali menegaskan bahwa tes PCR secara acak di sekolah masih berjalan. Langkah itu dimulai di sekolah percontohan sebagai bagian dari langkah COVID-19 yang diterapkan setelah sekolah tatap muka kembali dibuka pada September.
Tes Covid-19 dilakukan dengan tetap memperhatikan survei yang menunjukkan tingkat tes positif yang tidak begitu tinggi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan populasi umum. Ia meyakini bahwa tidak ada kekhawatiran soal itu. Setelah Amerika Serikat menyetujui vaksinasi untuk anak di bawah usia 12 tahun, sejumlah laporan media Turki menyebutkan pejabat Turki mungkin melakukan hal serupa.
Sebelumnya, Pemerintahan Turki memberlakukan aturan baru pergerakan masyarakat di masa pandemi yang salah satunya mensyaratkan kewajiban vaksin untuk beraktivitas di luar rumah. Aturan itu memicu lebih dari 2.000 orang Turki turun ke jalan memprotes vaksinasi, tes Covid-19, masker hingga mandat wajib masker.
Pemerintahan Turki juga mulai mewajibkan bukti vaksinasi atau tes negatif Covid-19 untuk semua pengguna pesawat antar kota, bus, dan kereta api, serta bagi mereka yang menghadiri acara besar seperti konser atau pertunjukan teater. Semua karyawan sekolah yang tidak divaksinasi diharuskan mengikuti tes PCR dua kali seminggu. Aturan masker dan jarak sosial juga tetap diperlukan di tempat umum.
Sekitar 64 persen penduduk Turki telah menerima dua suntikan vaksin di bawah program nasional yang telah memberikan lebih dari 100 juta dosis vaksin. Namun, sekitar 23 ribu kasus Covid-19 baru muncul setiap harinya pada waktu itu.