Rabu 03 Nov 2021 21:10 WIB

Turki tidak Pertimbangkan Vaksinasi Anak di Bawah 12 Tahun

Vaksinasi Covid-19 anak di bawah 12 tahun tidak ada dalam agenda Turki.

Vaksinasi Covid-19 anak di bawah 12 tahun tidak ada dalam agenda Turki.
Foto: ANTARA/Fransisco Carolio
Vaksinasi Covid-19 anak di bawah 12 tahun tidak ada dalam agenda Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki tidak mempertimbangkan vaksinasi Covid-19 pada anak di bawah usia 12 tahun. "Saya dapat katakan bahwa vaksinasi anak untuk usia 12 tahun ke bawah tidak masuk dalam agenda kami," kata Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca kepada awak media di gedung parlemen di ibu kota Ankara, dilansir dari anadolu, Rabu (3/11).

Koca kembali menegaskan bahwa tes PCR secara acak di sekolah masih berjalan. Langkah itu dimulai di sekolah percontohan sebagai bagian dari langkah COVID-19 yang diterapkan setelah sekolah tatap muka kembali dibuka pada September.

Baca Juga

Tes Covid-19 dilakukan dengan tetap memperhatikan survei yang menunjukkan tingkat tes positif yang tidak begitu tinggi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan populasi umum. Ia meyakini bahwa tidak ada kekhawatiran soal itu. Setelah Amerika Serikat menyetujui vaksinasi untuk anak di bawah usia 12 tahun, sejumlah laporan media Turki menyebutkan pejabat Turki mungkin melakukan hal serupa.

Sebelumnya, Pemerintahan Turki memberlakukan aturan baru pergerakan masyarakat di masa pandemi yang salah satunya mensyaratkan kewajiban vaksin untuk beraktivitas di luar rumah. Aturan itu memicu lebih dari 2.000 orang Turki turun ke jalan memprotes vaksinasi, tes Covid-19, masker hingga mandat wajib masker.

Pemerintahan Turki juga mulai mewajibkan bukti vaksinasi atau tes negatif Covid-19 untuk semua pengguna pesawat antar kota, bus, dan kereta api, serta bagi mereka yang menghadiri acara besar seperti konser atau pertunjukan teater. Semua karyawan sekolah yang tidak divaksinasi diharuskan mengikuti tes PCR dua kali seminggu. Aturan masker dan jarak sosial juga tetap diperlukan di tempat umum.

Sekitar 64 persen penduduk Turki telah menerima dua suntikan vaksin di bawah program nasional yang telah memberikan lebih dari 100 juta dosis vaksin. Namun, sekitar 23 ribu kasus Covid-19 baru muncul setiap harinya pada waktu itu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement