REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi menyebutkan, jika diminum dengan intensitas sedang, maka kafein memiliki manfaat kesehatan. Tetapi jika terlalu banyak kafein, maka tubuh akan kekurangan vitamin D.
Studi cross-sectional baru yang diterbitkan dalam International Journal for Vitamin and Nutrition Research ini melihat data yang dikumpulkan dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi di Amerika 2005-2006 tentang kadar vitamin D dan asupan kafein makanan dari 13.134 orang (berusia 30-47 tahun). Temuan mereka menunjukkan bahwa asupan kafein yang tinggi dikaitkan dengan penyerapan vitamin D yang buruk. Mereka menyebutnya sampel representatif dari populasi Amerika yang sudah disesuaikan dengan berbagai variabel terkait kesehatan.
Dilansir dar wellandgood, Sabtu (6/11), namun, para penulis penelitian dengan jelas mengatakan, masih perlu melakukan penelitian lebih lanjut. Terlebih, belum jelas terkait jumlah kebutuhan kafein yang baik dan pas, atau yang terlalu berlebih. Sebab, respons tubuh setiap orang terhadap kafein berbeda-beda.
Menurut Dokter Pengobatan Integratif, Dr Erica Schwartz, kebutuhan normal adalah maksimal 400 miligram kafein per hari. Jumlah ini sekitar empat atau lima cangkir kopi ukuran delapan ons. Jumlah ini dianggap aman bagi orang dewasa. Namun, peneliti menyebutkan perlu diingat bahwa toleransi kafein sangat bervariasi antarindividu.
Sementara itu, Amerika Serikat merekomendasikan memenuhi asupan vitamin D 600 IU untuk semua orang, termasuk mereka yang sedang hamil atau menyusui, antara usia satu hingga 70 tahun. Sementara, mereka di atas usia 70 tahun biasanya disarankan untuk memenuhi 800 IU.
Vitamin D dikenal sebagai ‘vitamin sinar matahari’ karena dapat dibuat di dalam tubuh melalui paparan sinar matahari. Secara umum, 20-30 menit paparan sinar matahari pagi pada sebagian besar kulit dapat menghasilkan sekitar 10-20 ribu IU.
“Pada individu berkulit terang yang kulitnya sebagian besar terkena sinar matahari langsung, dapat menghasilkan sebanyak 10 ribu IU dalam 10 menit. Pada orang berkulit gelap mungkin diperlukan paparan sinar matahari yang jauh lebih lama, untuk menghasilkan jumlah yang sama,” kata Penulis dan Kepala Penasihat Ilmiah iHerb, Michael T Murray.
Meskipun kulit manusia juga memproduksi vitamin D saat terkena sinar matahari, prosesnya tidak selalu efisien. Misalnya, jika pakai sun protection atau cuaca tidak cerah, proses aktivasi vitamin D pada kulit kurang efektif. Tak hanya itu, paparan sinar matahari juga bisa meningkatkan risiko penyakit, seperti kanker kulit.
Pakar juga menyebutkan untuk fokus pada makanan dan suplemen, daripada menghabiskan waktu di bawah sinar matahari tanpa perlindungan sinar matahari yang memadai Makanan yang mengandung vitamin D dalam jumlah lebih tinggi adalah jamur, ikan berlemak, minyak hati ikan, dan telur. Namu, banyak makanan dan minuman seperti susu, jus jeruk, dan sereal yang diperkaya dengan vitamin D.