Senin 24 Jun 2024 17:50 WIB

Osteoporosis Intai Wanita Menopause? Atasi dengan Latihan, Kalsium, dan Vitamin D

Dokter menyarankan wanita menopause sering latihan beban dan konsumsi kalsium.

Seorang wanita memasuki masa menopause (ilustrasi). Dokter menyarankan perempuan yang telah memasuki siklus menopause sering latihan beban. konsumsi kalsium dan vitamin D tuk cegah osteoporosis.
Foto: Dok. Freepik
Seorang wanita memasuki masa menopause (ilustrasi). Dokter menyarankan perempuan yang telah memasuki siklus menopause sering latihan beban. konsumsi kalsium dan vitamin D tuk cegah osteoporosis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menopause, fase alami dalam kehidupan wanita, menandai berakhirnya menstruasi dan kesuburan. Di balik proses biologis ini, tersimpan risiko kesehatan yang tak boleh diabaikan yaitu osteoporosis.

Osteoporosis adalah kondisi di mana kepadatan tulang menurun, membuatnya rapuh dan mudah patah. Bagi wanita, menopause menjadi faktor risiko utama osteoporosis karena penurunan kadar estrogen secara drastis. Estrogen berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang.

Baca Juga

Dokter spesialis obstetri (kandungan) dan ginekologi (fungsi tubuh perempuan) Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Limijati, Bandung, Prof Dr Tono Djuwantono menyarankan perempuan yang telah memasuki siklus menopause atau mati haid lebih sering latihan beban serta mengonsumsi kalsium dan vitamin D agar terhindar dari pengeroposan tulang atau osteoporosis.

“Pada wanita menopause penting untuk tidak hanya latihan fisik, tetapi juga latihan beban, jangan sampai ototnya mengecil, karena kalau kurang gerak ototnya mengecil, sehingga bisa osteoporosis. Hampir pasti menopause akan diikuti osteoporosis, untuk itu konsumsi kalsium dan vitamin D juga penting,” kata Tono dalam diskusi bersama Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, siklus menopause di setiap perempuan berbeda-beda, dan bagi yang berhasil merawat tubuhnya dengan baik dengan latihan fisik dan menjaga nutrisi tubuh, maka siklus produktifnya bisa lebih lama. “Semakin dipertahankan tubuhnya dengan baik, itu makin lama (menopause) ada juga orang-orang yang ternyata siklus menopause-nya lebih panjang, itu biasanya orang-orang dengan cadangan sel telur banyak, atau punya riwayat gangguan hormon (PCOS),” ujarnya.

Dia mengingatkan, ibu-ibu yang ada di fase menopause lebih rentan terkena penyakit jantung dan diabetes, sehingga penting untuk berlatih beban demi mempertahankan massa otot. “Menurut jurnal, orang yang ototnya dipertahankan, diabetesnya bisa dicegah, karena dengan otot yang terus terjaga, di dalam otot itu banyak reseptor dari insulin. Jadi insulinnya aktif dan bekerja, kalau tidak bekerja atau kurang aktif, reseptor insulin banyak rusak, sehingga mudah terjadi resistensi insulin dan gula darah naik,” ujarnya.

Selain latihan beban dan konsumsi vitamin D, ia juga menyarankan terapi sulih hormon atau pengobatan yang mengandung hormon perempuan progesteron dan estrogen apabila memang diperlukan. “Apabila hormon itu diperlukan, boleh terapi hormon, dan yang dipilih tergantung penilaiannya pada seorang perempuan, hormon apa yang dibutuhkan, dan dosisnya berapa yang paling cocok untuk dia,” ucapnya.

Ia juga mengemukakan, perempuan dengan gejala vasomotor, atau rasa panas dari dada hingga ke atas yang dialami ketika menopause, sudah bisa diterapi dengan hormon.

“Kalau yang punya gejala vasomotor, bisa terapi sulih, tetapi apakah estrogen atau progesteron tergantung dengan kemauan dan kebutuhan pasien, kalau ada yang punya riwayat kanker, bisa pakai jenis yang progesteron saja, ada juga yang sudah tidak ada uterusnya, tidak perlu progesteron lagi, estrogen saja cukup,” kata dia.

Dia menekankan, khusus untuk terapi sulih hormon, harus konsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement