Selasa 09 Nov 2021 19:26 WIB

Delegasi Taliban akan Berkunjung ke Pakistan

Taliban dan Pakistan akan membahas sejumlah isu hubungan bilateral.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
 Menteri luar negeri di Kabinet baru yang dipimpin Taliban Afghanistan, Amir Khan Muttaqi.
Foto: AP/Muhammad Farooq
Menteri luar negeri di Kabinet baru yang dipimpin Taliban Afghanistan, Amir Khan Muttaqi.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Penjabat Menteri Luar Negeri Afghanistan di bawah kepemimpinan Taliban, Amir Khan Muttaqi, dijadwalkan mengunjungi Pakistan pada Rabu (10/11). Ini merupakan kunjungan pertama Muttaqi sejak Taliban kembali berkuasa di Afghanistan.

"(Delegasi) akan membahas peningkatan hubungan ekonomi, transit, pengungsi dan perluasan fasilitas untuk pergerakan orang, delegasi akan mencakup menteri dan kelompok kerja dari Kementerian Keuangan dan Perdagangan," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri di Kabul Abdul Qahar Balkhi, dilansir Anadolu Agency, Selasa (9/11).

Baca Juga

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan, Muttaqi akan membahas sejumlah masalah dengan Menteri Luar Pakistan Shah Mahmood Qureshi. Keduanya akan membahas hubungan bilateral, visa untuk warga negara Afghanistan, dan pergerakan lintas batas.

Sebelumnya, Pakistan menyampaikan undangan khusus kepada Muttaqi untuk menghadiri pertemuan Troika Plus yang dijadwalkan akan diadakan di Islamabad pada 11 November. Pertemuan ini akan dihadiri oleh Perwakilan Khusus Pakistan untuk Afghanistan Mohammad Sadiq, Perwakilan Khusus Departemen Luar Negeri AS, dan Wakil Asisten Sekretaris untuk Afghanistan Thomas West, Utusan Khusus Rusia untuk Afghanistan Zamir Kabulov, dan Utusan Khusus Cina untuk Afghanistan Yue Xiaoyong.

Dalam kunjungan ke Ankara bulan lalu, Muttaqi mengatakan, pengakuan resmi kepemimpinan Taliban dan bantuan internasional sangat penting untuk pemulihan ekonomi Afghanistan. Sejak Taliban kembali berkuasa, pemerintah Amerika Serikat membekukan aset bank sentral Afghanistan sekitar 9,5 miliar dolar AS. Selain itu, negara donor dan organisasi internasional, termasuk Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) telah menangguhkan pendanaan untuk pembangunan Afghanistan.

"Pertanyaan sebenarnya adalah, mengapa uang ini diblokir? Apa yang dilakukan warga Afghanistan? Di sisi lain, AS dan negara-negara lain mengatakan bahwa bantuan kemanusiaan harus diberikan ke Afghanistan dan hak asasi manusia harus dihormati. Tapi, mereka meninggalkan 40 juta orang Afghanistan tanpa kebutuhan dasar," kata Muttaqi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement