Rabu 10 Nov 2021 22:27 WIB

Kasus Covid-19 di Jaktim dan Kendari Meningkat

Situasi pandemi di Indonesia secara umum mengalami penurunan.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolandha
Petugas kesehatan melakukan tes usap polymerase chain reaction (PCR) COVID-19 pada warga di Jakarta. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, tren kenaikan kasus Covid-19 terlihat terjadi di 155 kabupaten kota dalam sepekan terakhir ini.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Petugas kesehatan melakukan tes usap polymerase chain reaction (PCR) COVID-19 pada warga di Jakarta. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, tren kenaikan kasus Covid-19 terlihat terjadi di 155 kabupaten kota dalam sepekan terakhir ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, tren kenaikan kasus Covid-19 terlihat terjadi di 155 kabupaten kota dalam sepekan terakhir ini. Bahkan, kata dia, dua kota mengalami kenaikan kasus selama tiga pekan berturut-turut yakni Jakarta Timur di DKI Jakarta dan Kota Kendari di Sulawesi Tenggara.

“Perlu peningkatan pengawasan kasus harian untuk mencegah agar tidak terjadi kenaikan level situasi pandemi di kabupaten kota tersebut,” ujar Siti Nadia saat konferensi pers, Rabu (10/11).

Meski demikian, Siti Nadia mengatakan, level situasi pandemi di Indonesia saat ini sudah mulai menurun. Tren penurunan kasus baru mingguan tercatat sebesar 12 persen, sedangkan penurunan jumlah kematian mencapai 30 persen dibandingkan pekan sebelumnya.

Selain itu, angka testing rate dan positivity rate pun disebutnya juga dapat terus dipertahankan di level yang sesuai dengan rekomendasi WHO. Sementara keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit pun masih kurang dari 20 persen.

“Tentunya, tren baik ini kita harapkan dapat kita pertahankan terutama dalam beberapa minggu ke depan kita akan menghadapi hari libur panjang dalam rangka Nataru,” tambah dia.

Ia berharap, dengan jumlah kasus baru yang semakin sedikit, maka pelacakan kontak erat dapat terus dilakukan secara maksimal. Identifikasi kontak erat ini tak hanya terbatas pada lingkungan keluarga saja, namun juga tempat kerja, sekolah, maupun tempat ibadah.

“Selain itu, pastikan apakah ada potensi klaster atau tidak dengan mempertimbangkan kegiatan-kegiatan baik itu perkantoran, industri, pusat perbelanjaan, ataupun kegiatan lain yang sudah dilakukan pelonggaran atau pembukaan,” ujar Siti Nadia.

Lebih lanjut, Siti Nadia mengatakan, peningkatan kasus baru saat ini justru tengah terjadi di tingkat global. Bahkan terjadi kenaikan jumlah kasus baru sebesar 1 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Peningkatan kasus baru ini terjadi di negara-negara Eropa meskipun cakupan vaksinasinya cukup tinggi.

Hal ini menunjukan, upaya vaksinasi saja tak cukup untuk menekan kasus baru. Masyarakat pun diminta agar tetap patuh dalam menerapkan protokol kesehatan.“Varian Delta saat ini adalah menjadi varian yang paling dominan dengan laporan 99,6 persen dalam 60 hari terakhir di tingkat global,” ucapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement