Jumat 12 Nov 2021 21:34 WIB

16 Negara Eropa Gelar Pameran Pendidikan di Indonesia

Sejumlah negara Eropa tidak memungut biaya kuliah.

Red: Yeyen Rostiyani
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket
Foto: Perwakilan Uni Eropa di Jakarta
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- European Higher Education Fair (EHEF) edisi ke-13 kembali digelar di Indonesia secara daring pada 12-13 November. Pameran virtual ini diikuti oleh 100 institusi pendidikan tinggi terkemuka Eropa. Lembaga pendidikan itu berasal dari 16 negara Uni Eropa, yaitu Belgia, Denmark, Jerman, Irlandia, Spanyol, Perancis, Italia, Lituania, Luksemburg, Hongaria, Belanda, Austria, Polandia, Rumania, Finlandia, dan Swedia. 

Pameran pendidikan virtual ini resmi dibuka Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Jumat. EHEF untuk kedua kalinya diselenggarakan secara online karena pandemi. 

”Eropa merupakan tujuan belajar yang populer bagi mahasiswa dan dosen asal Indonesia. Lebih dari 4.000 mahasiswa Indonesia berangkat ke Eropa setiap tahunnya, dan secara keseluruhan terdapat lebih dari 11.000 mahasiswa dan dosen yang saat ini sedang menuntut ilmu di Eropa," kata Piket dalam keterangan tertulis yang diterima Republika

“Ada beberapa manfaat yang dirasakan para mahasiswa bila menempuh pendidikan di Eropa. EU memiliki 24 bahasa resmi, tetapi sebagian besar universitas menyelenggarakan mata kuliah dalam bahasa Inggris," kata Piket. 

Dengan studi di Eropa, para mahasiswa akan dapat merasakan sistem pendidikan kelas dunia dan mereka akan memperoleh kualifikasi akademik yang diakui di tingkat internasional. Mereka juga akan mendapatkan kesempatan peluang kerja dan penelitian. 

Piket menambahkan, selama masa liburan kuliah, para mahasiswa dapat melakukan perjalanan melintasi perbatasan negara anggota Uni Eropa. Mereka bisa mengenal berbagai bahasa dan kebudayaan. 

"Hal ini dapat mengubah masa perkuliahan di Eropa menjadi pengalaman hidup yang berharga,” kata Piket.

Piket meyakinkan, menempuh pendidikan di Eropa bisa lebih hemat biaya. Negara-negara Eropa berinvestasi dalam sistem pendidikan tinggi mereka sehingga biaya pendidikannya terjangkau bagi para mahasiswa dengan tetap mempertahankan standar kualitas yang tinggi. 

Setiap negara di Eropa memiliki kebijakan biaya sendiri. Namun, secara umum, biaya kuliah lebih rendah daripada negara-negara tujuan belajar lainnya. Bahkan di beberapa negara Eropa tertentu, tidak dipungut biaya dalam menempuh pendidikan di sana.

Untuk membiayai kuliahnya, para mahasiswa juga dapat mendaftar berbagai beasiswa yang tersedia untuk kuliah di Eropa. Setiap tahunnya, Uni Eropa, melalui program Erasmus+, dan juga dari negara-negara anggotanya memberikan 1.200 beasiswa kepada mahasiswa dan dosen Indonesia. Setiap tahunnya programme Erasmus+ juga memberikan kesempatan kepada lebih dari 200 mahasiswa dan dosen dari Eropa untuk datang ke Indonesia untuk mengikuti pertukaran mahasiswa ataupun mengajar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement