REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Muslimat Al Washliyah tahun ini merayakan hari jadinya yang ke-86. Organisasi tersebut berdiri pada 12 Januari 1935.
Ketua Umum Organisasi Al Washliyah Nurliati Ahmad menyebut usia organisasi ini layaknya seorang ibu yang sudah lanjut usia. Sudah banyak asam garam dan perjuangan yang dirasakan.
"Ada sebuah pepatah mengatakan, kita seperti sudah jauh berjalan, banyak yang dilihat dan sudah banyak yang dialami," kata dia dalam kegiatan webinar, Ahad (14/11).
Selama ini, organisasi tersebut banyak dipandang sebagai organisasi lokal yang belum menasional. Namun, pada kegiatan Muktamar 2016, telah diluncurkan sebuah buku berjudul Muslimat Al Washliyah Srikandi tak Kenal Lelah.
Buku tersebut diluncurkan dalam rangka memenuhi beberapa harapan, diantaranya adalah sebagai kado milad Muslimat Al Washliyah ke 81. Selain memberi sumbangan pemikiran, buku ini juga berguna untuk memberi informasi sejarah dan perkembangan Al Washliyah.
Meski tidak banyak diketahui publik tentang perjalanan dan pergerakan organisasi ini, Nurliati menyebut tidak pernah diam dan tetap berjihad. Al Washliyah juga dengan tegas menyatakan kebenciannya atas kekerasan terhadap wanita dan pelecehan.
"Muslimat Al Washliyah paling benci dengan setiap kekerasan terhadap wanita. Kita paling tidak suka pada pelecehan terhadap kaum hawa. Dan kita menyatakan perang terhadap terhadap segala macam kejahatan dan kekerasan seksual serta sejenisnya yang bermuara pada pelaksanaan perzinaan," lanjutnya.
Organisasi ini memiliki tujuan menjadikan muslimah Indonesia sebagai wanita bercitra ke-Indonesiaan, sopan santun dalam bertindak, halus dan lembut dalam bertutur dan bersikap, cinta agama, budaya, bangsa dan tanah air. Jati diri Muslimat Al Washliyah adalah wanita yang cerdas dan berpengetahuan luas, berakhlakul harimah dan sholihah. Sosok ibu yang teladan dalam keluarga dan masyarakat, berkepribadian Indonesia, cinta Allah SWT dan Rasul-Nya.