Rabu 12 Jul 2023 19:09 WIB

Muslimat Al Washliyah: LGBT Rusak Hakikat Kemanusiaan

Muslimat Al Washliyah tolak rencana pertemuan aktivis LGBT di Jakarta.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Erdy Nasrul
Simbol LGBT (ilustrasi).
Foto: Republika
Simbol LGBT (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PP Muslimat Al Washliyah menyatakan diri menolak kegiatan pertemuan aktivis LGBT se-ASEAN di Indonesia. Kegiatan yang diberi nama ASEAN QUEER ADVOCACY WEEK ini rencananya digelar 17 hingga 21 Juli nanti.

"ASEAN QUEER ADVOCACY WEEK adalah tindakan yang tidak dapat diterima oleh akal sehat, hati dan nurani manusia, merusak hakikat dan esensi kemanusiaan. Tidak ada satupun alasan atas dasar nilai kemanusiaan, akal sehat dan hati nurani yang dapat membenarkan upaya memperjuangkan kepentingan LGBT," kata Ketua Umum PP Muslimat Al Washliyah, Nurliati Ahmad, dalam keterangan yang didapat Republika, Rabu (12/7/2023).

Baca Juga

Indonesia disebut sebagai negara yang merdeka dan berdaulat penuh dalam menjalankan aturan perundang-undangan, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Sementara, kegiatan propaganda LGBT disebut dapat mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta berpotensi memicu konflik sosial, karena pengabaian terhadap nilai-nilai yang hidup di masyarakat Indonesia.

Indonesia juga disebut sebagai negara yang menyakini bahwa agama berperan penting dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Oleh karena itu, Negara harus mengaskan bahwa tidak ada tempat bagi propaganda LGBT di negara Indonesia.

Sebagaimana hasil riset PEW, lanjutnya, yang menyatakan penerimaan homoseksualitas hanya tersebar luas di negara-negara di mana agama dianggap kurang penting dalam kehidupan (kecuali Rusia).

Terkait Hak Asasi Manusia (HAM), disampaikan Indonesia menjungjung tinggi hak asasi yang berketuhanan. Sejatinya, konsep HAM tidak boleh dilepaskan dari agama dan hakikatnya merupakan anugerah Tuhan kepada manusia.

"PP Muslimat Al Washliyah menjunjung tinggi nilai-nilai dan aturan agama serta norma-norma ketimuran. Sedangkan LGBT menganut hak asasi liberal bebas nilai. Kegiatan propaganda LGBT dapat mencederai nilai-nilai keagamaan yang dianut oleh bangsa Indonesia," ucap dia.

Terakhir, disampaikan menolak LGBT bukan berarti tidak merangkul para pelaku yang sudah terlanjur menjadi LGBT. Yang ditolak adalah perilakunya yang menyimpang dan bahaya dari propaganda yang mereka lakukan.

PP Muslimat Al Washliyah juga berkomitmen mendorong pemerintah dan berbagai pihak terkait untuk membantu, mendampingi dan menormalisasi para pelaku yang sudah terlanjur menjadi LGBT, tetapi ingin keluar dan kembali ke jalan yang benar. Hal ini dilakukan Melalui program yang terintegrasi dengan program kesehatan bersama para ahli seperti dokter, psikolog/psikiater dan pemuka agama.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement