Selasa 16 Nov 2021 05:31 WIB

Menko Airlangga Sebut Realisasi PEN Capai Rp 483,91 Triliun

Realisasi PEN paling terbesar di klaster pelindungan sosial sebesar Rp 139,04 triliun

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Gita Amanda
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sampai 12 November 2021 mencapai Rp 483,91 triliun.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sampai 12 November 2021 mencapai Rp 483,91 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sampai 12 November 2021 mencapai Rp 483,91 triliun. Angka itu setara 65 persen dari pagu yang sebesar Rp 744,77 triliun.

Ia merincikan, realisasi PEN Klaster Kesehatan sebesar Rp 129,30 triliun (60,1 persen). Realisasi Klaster Perlindungan sosial sebesar Rp 139,04 triliun atau (74,5 persen), dan realisasi Klaster Program Prioritas sebesar Rp 74,39 triliun (63,1 persen).

Baca Juga

Berikutnya, realisasi klaster Dukungan UMKM dan Korporasi sebesar Rp 78,73 triliun (48,5 persen). Kemudian, realisasi Klaster Insentif Usaha sebesar Rp 62,47 triliun (99,4 persen).

"Realisasi Klaster Kesehatan yang sebesar Rp 129,30 triliun, utamanya untuk Diagnostik (testing dan tracing) sebesar 68,7 persen atau Rp 3,09 triliun. Lalu Therapeutic (insentif dan santunan nakes) sebesar Rp 14,47 triliun atau 76,4 persen, dan vaksinasi (pengadaan dan pelaksanaan) sebesar 46,1 persen atau Rp 26,6 triliun," jelas dia dalam konferensi pers virtual, Senin (15/11).

Sementara, realisasi dari klaster Perlindungan Sosial yang sebesar Rp 132,49 triliun, di antaranya digunakan untuk Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar 94,3 persen atau Rp 28,31 triliun dari pagu Rp 28,31 triliun, Kartu Sembako sebesar 66,6 persen atau Rp 33,22 triliun dari pagu Rp 49,89 triliun, serta BLT Desa sebesar 65,5 persen atau Rp 18,85 triliun dari pagu Rp 28,80 triliun. Ada pula Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar 76,1 persen atau Rp 6,70 triliun dari pagu Rp 8,80 triliun.

"Untuk Kartu Prakerja hingga 12 November 2021, telah diberikan kepada 5.932.867 Penerima untuk Batch 12 sampai 22. Lalu sebanyak 5.764.498 atau 96 persen penerima telah menyelesaikan pelatihan, serta 5.667.110 juta (95 persen) Penerima telah mendapatkan insentif. Total insentif yang disalurkan selama 2021 sebesar Rp 11,6 triliun,” jelas Airlangga.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement