REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mendukung produksi perdana AC Inverter yang dilakukan oleh PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI). Produksi tersebut merupakan relokasi dari produk Panasonic Malaysia.
Langkah PMI dinilai mendukung program subtitusi impor Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebesar 35 persen pada 2022. Hal itu karena, nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) AC Inverter tersebut telah mencapai 40 persen.
"Apresiasi kami sampaikan setinggi-tingginya kepada Panasonic Manufacturing Indonesia atas dukungan terhadap upaya pemerintah mendorong industri elektronika. Sekaligus menambah lini produk yang bersaing, baik di dalam negeri maupun global," ujar Agus dalam sambutannya yang disampaikan secara virtual di Jakarta, Selasa (16/11).
Produksi yang dilakukan PMI bersama pelaku industri berbasis Jepang itu, lanjutnya, menunjukkan partisipasi dan kontribusi industri berbasis Jepang yang selalu mengedepankan kualitas tinggi sejak dahulu kala. "Partisipasi bukan cuma melihat dari berapa besar investasi tapi dari pembukaan pasar ekspor, saya sangat senang produk-produk Jepang tidak hanya kedepankan teknologi dan kualitas baik di atas rata-rata negara lain, tapi juga harga-harga kompetitif," tuturnya.
Vice President Director PT PMI Daniel Suhardiman menjelaskan, ada beberapa alasan PMI bisa melakukan relokasi produksi ac inventer dari Panasonic Malaysia. Pertama, perusahaan ingin mendukung produksi dalam negeri.
"Selain orang Panasonic, saya juga Sekjen Gabungan Pengusaha Elektronik, jadi ingin industri dalam negeri bisa jadi tuan rumah. Anggota (Gabungan Pengusaha Elektronik) lain imbau bawa masuk investasi ke sini," jelas dia saat ditemui di Kantor PT PMI, Jakarta, Selasa (16/11).
Menurutnya tak mudah merelokasi AC inventer dari Malaysia, sebab ini berarti Malaysia kehilangan pasar ekspor. "Tapi pada akhirnya yang putuskan principal, jadi kita bisa produksi dan bersaing secara harga, kualitas, dan fitur," tutur Daniel.
Ia mengungkapkan, Panasonic menambah investasi sekitar Rp 50 miliar untuk produksi AC inventer ini. Sementara, total investasi produk AC sejak 1974 sudah mencapai Rp 1 triliun bila diakumulasi.
Direktur Unit Bisnis AC Panasonic Jepang Yoshiaki Sawada menambahkan, bisnis AC PMI sudah dimulai sejak 1974. Kini, AC tidak hanya dibuat sekadar dingin melainkan juga mendukung gaya hidup sehat.
Dirinya menyebutkan, sampai sekarang sudah 5 juta AC yang diproduksi PT PMI. "Jadi relokasi AC Inventer dari Malaysia untuk pertumbuhan masa depan Indonesia," ujar dia.
AC produksi PMI, lanjutnya, harus bersaing dengan produk China yang murah. Hanya saja ia yakin bisa menang, dengan meningkatkan keterampilan dan kualitas.