Selasa 16 Nov 2021 18:05 WIB

Industri Manufaktur Masih Jadi Leading Sector Ekonomi

Pada periode ini, sektor manufaktur tumbuh 3,68 persen.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
PT Panasonic Manufacturing Indonesia melakukan produksi perdana  AC Inverter guna mendukung substitusi impor Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, di Jakarta, Selasa (16/11).
Foto: Republika/it Septyaningsih
PT Panasonic Manufacturing Indonesia melakukan produksi perdana AC Inverter guna mendukung substitusi impor Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, di Jakarta, Selasa (16/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, industri manufaktur masih menjadi sektor pemimpin atau leading sector perekonomian nasional. Seperti diketahui, pada kuartal III 2021 ekonomi tumbuh 3,51 persen.

"Pada periode ini, sektor manufaktur tumbuh 3,68 persen. Nilai itu lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi, tapi memang mendapat tekanan dari gelombang kedua Covid-19 pada Agustus," ujar Agus dalam acara Produksi Perdana AC Inverter PT Panasonic Manufacturing Indonesia di Jakarta, Selasa (16/11).

Baca Juga

Pertumbuhan tersebut, kata dia, menandakan kinerja industri masih berada pada jalur tepat. "Kinerja sektor industri manufaktur juga menunjukkan geliatnya, seiring kebijakan pemerintah serta upaya penanganan pengendalian pandemi," jelas dia.

Hal itu, lanjutnya, tercermin dari capaian Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Oktober yang berada di level 57,2. "Dari PMI ini, kontribusi dari sektor elektronik cukup besar dan penting," tuturnya. 

Investasi di Tanah Air, lanjut dia, juga meningkat. Khusus pada sektor industri, sepanjang Januari sampai September 2021, realisasi investasinya sebesar Rp 236,8 triliun, hampir 36 persen dari total investasi nasional.

Agus melanjutkan, pemerintah telah meluncurkan program Making Indonesia 4.0, dan sektor elektronika termasuk salah satu dari tujuh sektor prioritas. Maka, kemenperin melakukan berbagai strategi mendorong sektor elektronika.

"Di antaranya tarik pemain global, kembangkan produksi komponen, kembangkan tenaga kerja dalam negeri lewat pelatihan-pelatihan, kasih insentif, dan tarik tenaga kerja asing yang dibutuhkan. Lalu kembangkan pelaku industri unggulan yang kompeten untuk mendorong," jelas dia.

Menurutnya, sektor industri elektronika berkaitan erat dengan bisnis 4.0. "Dengan semakin gencarnya industri 4.0, diharapkan sistem produksi perusahaan lebih adaptif terhadap konteks permintaan konsumen di tengah persaingan global," tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement