Kamis 18 Nov 2021 13:48 WIB

Antara Mike Tyson, Obat Psikedelik, dan Jurang Kematian

Tyson mengaku sudah mengonsumsi narkotika sejak usia 11 tahun.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Gilang Akbar Prambadi
 Mike Tyson berpose di ruang ganti usai pertarungannya melawan Roy Jones Jr. di Staples Center di Los Angeles, California, AS, beberapa waktu lalu..
Foto: EPA-EFE/JOE SCARNICI
Mike Tyson berpose di ruang ganti usai pertarungannya melawan Roy Jones Jr. di Staples Center di Los Angeles, California, AS, beberapa waktu lalu..

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Anggoro Pramudya

Jelas tidak mudah hidup sebagai publik figur terkenal dengan bergemilang harta. Legasi itu menimbulkan beban yang tinggi. Itulah mengapa beberapa selebritas, khususnya atlet olahraga terus mencoba untuk tampil sempurna di atas panggung.

Baca Juga

Salah satu psikoterapis asal Los Angeles, Amerika Serikat (AS) John Tsilimparis menyebut, imbas tekanan pun tuntutan untuk terus terlihat 'eksklusif', seseorang publik figur pun atlet terkenal dunia kerap bersinggungan dengan narkotika.

Kondisi pun tekanan itu menimbulkan stres yang membuat seorang mencari cara untuk meringankan beban mereka, salah satunya dengan mengonsumsi narkotika.

Keterlibatan narkotika dalam rencana sesat untuk mengurangi beban yang dipikul oleh atlet tersebut praktis menimbulkan kecanduan. Apabila sang pelaku sudah berada pada fase ketergantungan narkotik dan obat-obatan terlarang, maka ia sudah berada dalam lingkup labirin hitam.

Tanpa mengurangi rasa hormat, salah satu legenda tinju dunia Mike Tyson mengakui sempat mengalami hal-hal tersebut. Ia bahkan menjelaskan bagaimana dirinya dekat dengan berbagai jenis narkotika selama kariernya.

Menukil dari bukunya yang berjudul 'Undisputed Truth', Tyson bukanlah sosok pecandu pun junkie 'kagetan' layaknya Kurt Cobain yang diklaim mengidap star syndrome.

Dalam autobiografi yang terbit pada 2014, pria yang dijuluki the Iron Mike itu mengaku telah mengonsumsi narkotik jenis kokain pun obat-obatan sejak usia 11 tahun.

"Saya seorang pecandu. Sejarah perang adalah sejarah narkoba. Tiap jenderal dan pejuang hebat sejak dahulu memang pecandu," tulis Mike Tyson tegas.

Bukan tidak mungkin popularitasnya yang meluas membuat Tyson dengan mudah melakukan manuver untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

Mungkin saja karena kedekatannya dengan narkotik sejak masa remaja membuat Tyson tak berpikir untuk meninggalkan dunia tersebut, meski sarung tinju sudah ia gantung. Kini Si Leher Beton menggebrak dengan menggeluti bisnis ganja pada 2016.

Peredaran dan bisnis mariyuan memang sudah mendapat izin legal dari pemerintah, tetapi hanya di beberapa negara bagian saja, seperti Kalifornia.

Setelah sukses dari bisnis tersebut, Tyson baru-baru ini kembali membuat geger dunia ketika ia mencoba mengonsumsi racun katak (Toad Venom) yang disebut obat psikedelik dengan cara dihisap.

Dilansir New York Post, Kamis (18/11) Tyson merasa seperti meninggal selama beberapa saat dan menyebut kematian terasa indah.

"Saya melakukannya karena berani. Saya menggunakan obat-obatan berat seperti kokain, jadi mengapa tidak merasakan (Toad Venom)?" kata Tyson.

Selama kehadirannya di acara Wonderland sebuah konferensi di Miami, yang didedikasikan untuk psikedelik, microsoding dan obat-obatan. Ucapan Tyson langsung menjadi topik teratas saat ia mengaku 'meninggal' ketika pertama kali mencoba racun katak berjenis Bufo Alvarius alias katak gurun sonora.

"Sebelum saya melakukannya, saya adalah seorang yang hancur. Lawan terberat yang pernah saya hadapi adalah diri saya sendiri. Saya memiliki harga diri yang rendah," kata pria berusia 55 tahun.

Sementara itu, pemegang gelar juara kelas berat tinju termuda tidak itu menjelaskan spesifik ketika bagaimana dia 'mati'. Ia hanya bisa mengacu pada apa yang dikenal di dunia halusinogen sebagai 'kematian ego'.

"Orang dengan ego besar sering kali memiliki harga diri yang rendah. Kami menggunakan ego kami untuk mensubsidi itu. Tapi, katak (Troad Venom) telah mengajariku bahwa aku tidak akan berada di sini (mati) selamanya karena Anda akan tersadar," sambung dia.

Orang-orang yang telah mencoba jamur ajaib, ayahuasca, dan LSD menggambarkannya sebagai 'kehilangan total identitas diri subjektif' dan pada dasarnya menghilangkan segala bentuk ego.

Mereka yang telah mengalaminya mengatakan itu mengubah hidup dan memberi perspektif tentang diri mereka sendiri dan dunia yang belum pernah mereka miliki sebelumnya.

Tyson mengungkapkan bahwa dia sekarang mengonsumsi racun katak lebih dari 50 kali dan itu membantunya mengembalikan hidupnya ke jalur yang benar.

Atas dasar itu Tyson memiliki pembibitan untuk Sonora Desert Toads di peternakannya di Desert Hot Springs di Kalifornia Selatan. Pun menjadi advokat besar psikedelik untuk penggunaan medis.

"Saya berjuang untuk psikedelik menjadi obat yang bisa Anda beli tanpa resep."

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement