REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Pemerintah federal dan pemerintah negara bagian Jerman pada Kamis (18/11), sepakat untuk memberlakukan pembatasan yang lebih ketat bagi mereka yang tidak divaksinasi. Pembatasan ketat ini dilakukan di tengah meningkatnya rekor kasus Covid-19.
Dilansir Anadolu Agency, Jumat (19/11), keputusan tersebut ditetapkan dalam pertemuan melalui konferensi video antara Kanselir Angela Merkel, dan perdana menteri dari 16 negara bagian federal. Negara bagian federal akan menerapkan langkah-langkah yang lebih keras, jika tingkat rawat inap Covid-19 melebihi tolok ukur yang disepakati di wilayah mereka.
Jika jumlahnya melebihi tiga per 100 ribu orang, maka negara bagian akan memperkenalkan aturan 2G. Aturan tersebut hanya mengizinkan akses ke ruang publik dalam ruangan seperti restoran, bagi mereka yang sudah menerima vaksinasi, dan mereka yang telah pulih dari Covid-19.
Sementara jika kasus tingkat rawat inap di atas sembilan per 100 ribu orang, maka negara bagian federal akan menerapkan aturan yang lebih ketat dan membatasi kontak pribadi di ruang publik. Saat ini, tingkat rawat inap di 12 negara bagian federal, termasuk Bavaria, Saxony dan Thuringia melebihi tiga per 100 ribu.
-
Hizbullah Siap Perang Lagi dengan Israel
-
-
Senin , 10 Mar 2025, 16:31 WIB
Derita Warga Gaza di Tengah Hujan Berkah Ramadhan
-
Senin , 10 Mar 2025, 16:04 WIB
Gaya Israel Merajuk Gegara Ada Sandera yang Masih Ditahan Hamas
-
Senin , 10 Mar 2025, 15:03 WIB
Mark Carney akan Jadi PM Baru Kanada Gantikan Justin Trudeau
-
Senin , 10 Mar 2025, 14:53 WIB
Suriah Terancam Perang Saudara, Muncul Laporan Eksekusi Massal ke Alawite Pro-Assad
-