REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Sekurangnya lima orang tewas dan 23 penduduk Somalia cedera setelah ledakan besar mengguncang ibu kota Mogadishu, Kamis (25/11) pagi waktu setempat. Ledakan ini memicu kepulan asap yang membumbung tinggi beriringan dengan adanya baku tembak.
"Sejauh ini kami tahu lima orang tewas dan 23 lainnya luka-luka," kata Abdikadir Abdirahman, direktur layanan Ambulans Aamin.
Ledakan terjadi di dekat persimpangan K4 di jantung Mogadishu. Juru bicara operasi militer kelompok milisi Abdiasis Abu Musab mengatakan, gerakan al Shabaab melakukan serangan menargetkan konvoi PBB yang lewat.
Ledakan itu terasa begitu besar sehingga meruntuhkan dinding sekolah dasar dan menengah di Desa Mucassar dan menyebabkan mobil-mobil hancur. "Kami terguncang oleh tekanan ledakan, kemudian menjadi tuli oleh tembakan yang mengikutinya," kata Mohamed Hussein, seorang perawat di Rumah Sakit Osman di dekatnya.
Dia mengaku telah diselamatkan dari puing langit-langit rumah sakit yang runtuh. "Dinding rumah sakit kami runtuh. Di seberang kami ada sekolah yang juga runtuh. Saya tidak tahu berapa banyak yang meninggal," katanya.
Hingga berita ini dimuat Reuters, pejabat keamanan tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar. Al Shabaab telah memerangi pemerintah pusat Somalia selama bertahun-tahun untuk menetapkan aturan berdasarkan interpretasi ketat hukum syariah Islam versi mereka sendiri.
Kelompok ini sering melakukan pengeboman dan serangan senjata di Somalia dan di tempat lain. Mereka berupaya melawan militer Somalia dan pasukan AMISOM yang dimandatkan Uni Afrika dalam membantu mempertahankan pemerintah pusat.