Sabtu 27 Nov 2021 02:32 WIB

Jerman akan Batasi Perjalanan dari Afrika Selatan

Maskapai dari Afsel hanya boleh membawa WN Jerman kembali ke negaranya.

Seorang pria bertopeng yang menjual kerajinan logam buatan tangan berjalan melalui jalan-jalan di kota pedesaan Parys, Afrika Selatan, 26 November 2021. Departemen Kesehatan Afrika Selatan dan ilmuwan dari Network for Genomic Surveillance mengungkapkan rincian Covid yang baru terdeteksi dan sangat bermutasi -19 varian, B.1.1.529.
Foto: EPA-EFE/KIM LUDBROOK
Seorang pria bertopeng yang menjual kerajinan logam buatan tangan berjalan melalui jalan-jalan di kota pedesaan Parys, Afrika Selatan, 26 November 2021. Departemen Kesehatan Afrika Selatan dan ilmuwan dari Network for Genomic Surveillance mengungkapkan rincian Covid yang baru terdeteksi dan sangat bermutasi -19 varian, B.1.1.529.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman pada Jumat akan menyatakan Afrika Selatan (Afsel) sebagai area varian virus Corona setelah temuan kasus varian baru Covid-19 di negara itu. Demikian disampaikan sumber di kementerian kesehatan Jerman.

"Dengan keputusan yang mulai berlaku pada Jumat malam itu, maskapai-maskapai penerbangan dari Afsel hanya akan diizinkan membawa warga Jerman kembali ke negaranya," kata sumber itu.

Baca Juga

Warga Jerman yang kembali dari Afsel, meski telah divaksin, harus menjalani karantina selama 14 hari."Varian baru (virus Corona) yang ditemukan ini membuat kami khawatir. Itu sebabnya kami bertindak proaktif dan sejak dini di sini," kata Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn.

"Hal terakhir yang kami butuhkan sekarang adalah (mencegah) varian baru yang dapat menyebabkan lebih banyak masalah," ujarnya.

Varian baru yang disebut varian B.1.1.529 itu memiliki konstelasi mutasi yang "sangat tidak biasa". Mutasi semacam itu mengkhawatirkan karena membantu varian tersebut menghindari respons kekebalan tubuh dan membuatnya lebih menular, kata para ilmuwan Afsel.

Inggris pada Kamis (25/11) mengatakan mereka khawatir dengan varian baru yang menyebar di Afrika Selatan itu, yang mungkin membuat vaksin kurang efektif dan membahayakan upaya memerangi pandemi.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengatakan varian baru itu memiliki paku protein yang sangat berbeda dengan varian asli --bahan dasar vaksin Covid-19.Varian B.1.1.529 itu pertama kali diidentifikasi awal pekan ini, namun Inggris segera memberlakukan pembatasan perjalanan dari Afrika Selatan dan lima negara tetangganya.

Inggris mengumumkan untuk sementara waktu melarang penerbangan dari Afrika Selatan, Namibia, Botswana, Zimbabwe, Lesotho dan Eswatini mulai Jumat (25/11) pukul 12.00 waktu setempat. Pelancong Inggris yang kembali dari negara-negara tersebut harus dikarantina.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement