REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALANBARU -- Gubernur Erzaldi Rosman memberikan sambutan pada acara Musyawarah Provinsi kedua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) DPD Bangka Belitung (Babel) yang berlokasi di Hotel Santika, Kabupaten Bangka Tengah, Sabtu (27/11) lalu. Menurutnya HKTI Babel dapat berkontribusi pada nilai tukar petani.
Semakin menggeliatnya pertumbuhan ekonomi di Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dewasa ini, tak terlepas dari kebijakan Pemprov Babel untuk memperkuat sektor pertanian, perikanan, dan perkebunan. Imbasnya sejak tahun 2017 hingga saat ini, kontribusi tiga sektor itu terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PRDB) Babel terus memberikan sumbangsih yang cukup besar.
Ketiga sektor tersebut, saat ini menyumbangkan kontribusi sebesar 21 persen, sementara sektor pertambangan 22 persen. Dengan selisih hanya 1 digit, jikapun harga timah turun, tidak akan membuat gejolak perekonomian serta tingkat inflasi yang terlalu signifikan. Apabila pada tahun 2016 kebawah, inflasi Babel sangat tinggi, namun mulai tahun 2017 hingga sekarang, tingkat inflasi mulai stabil di bawah nasional dan pertumbuhan ekonomi selalu stabil.
"Kenapa saya sampaikan ini, karena saya harap dengan menggeliatnya tiga sektor tersebut yang berpengaruh pada NTP (Nilai Tukar Petani) harus senantiasa dipertahankan bahkan ditingkatkan, untuk itu saya melihat peran HKTI dalam hal ini sangat besar," ungkap gubernur dalam siaran pers, Ahad (28/11).
Sehingga, ia meminta kepada jajaran pengurus terbaru HKTI Babel, untuk dapat berkontribusi serta membuat langkah-langkah strategis di sektor pertanian. Tak hanya pendampingan cara bercocok tanam yang baik, namun memberi masukan terhadap prospek di sektor pertanian karena tantangan ke depan yang semakin kompleks.
"Seperti kondisi saat ini, disaat harga komoditi naik, ada permasalahan harga pupuk kimia yang semakin mahal diakibatkan suplai bahan pokok pembuatan pupuk masih impor. Di sini peran HKTI dapat memberikan masukan kepada para petani untuk mulai beralih dari pupuk kimia ke pupuk organik," jelasnya.
Tak hanya itu, Gubernur berharap HKTI Babel mendorong hilirasi pada sektor pertanian. Dicontohkannya seperti akan dibangunnnya Crude Palm Oil (CPO) Refinery di kawasan Muntok, Kabupaten Bangka Barat. Dengan berdirinya pabrik pengolahan sawit tersebut, dikatakannya tak hanya sawit dari Babel, namun dari Sumbagsel akan mengolah sawit di kawasan tersebut, sehingga akan menambah nilai ekspor Babel.
Selain sawit, komoditi lain juga sedang dihilirasikan oleh Pemprov. Babel, seperti lada, porang, jahe merah, dan komoditi lainnya. Hal itu penting menurut gubernur karena Babel adalah daerah kepulauan, jika tidak ada proses hilirisasi maka produk komoditi akan cepat busuk.