Senin 29 Nov 2021 20:05 WIB

Aplikasi Didi, Ditutup di China, Diminta Delisting dari AS

Regulator China menyebut aplikasi transportasi online Didi mengumpulkan data ilegal.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Aplikasi taksi online di China, Didi. Regulator China menyebut aplikasi transportasi online Didi mengumpulkan data konsumen secara ilegal.
Foto: Florence Lo | Reuters
Aplikasi taksi online di China, Didi. Regulator China menyebut aplikasi transportasi online Didi mengumpulkan data konsumen secara ilegal.

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Regulator China menekan eksekutif Didi Global Inc untuk menyusun rencana delisting dari New York Stock Exchange. Sebabnya, ada kekhawatiran tentang keamanan data. Hal itu dikatakan oleh dua sumber yang mengetahui masalah itu kepada Reuters.

Diketahui, pada Juli 2021 lalu, Otoritas Pengawas Siber China atau Cyberspace Administration of China (CAC) memerintahkan layanan aplikasi transportasi online Didi dihapus dari aplikasi di semua telepon genggam. Hal ini terjadi karena China menemukan aplikasi Didi telah mengumpulkan data pribadi pengguna secara ilegal.

Baca Juga

Aplikasi ini juga telah listing di bursa New York. Empat hari setelah Didi mulai berdagang di New York Stock Exchange, setelah mengumpulkan 4,4 miliar dolar AS dalam penawaran umum perdana. 

Dilansir dari Reuters, Jumat (26/11), CAC telah meminta manajemen untuk mengeluarkan perusahaan dari bursa Amerika Serikat karena kekhawatiran tentang kebocoran data sensitif.

CAC juga ingin raksasa ride hailing itu berjanji menyelesaikan masalah delisting dalam jangka waktu tertentu, kata orang tersebut. Regulator dunia maya mengatakan, prasyarat untuk peluncuran kembali aplikasi ride-hailing dan aplikasi lain Didi di China adalah bahwa perusahaan harus setuju untuk delisting dari New York.

Proposal yang sedang dipertimbangkan termasuk privatisasi langsung atau listing kedua di Hong Kong diikuti oleh delisting dari AS, menurut sumber. Pada Juli, CAC memerintahkan toko aplikasi untuk menghapus 25 aplikasi seluler yang dioperasikan oleh Didi, hanya beberapa hari setelah perusahaan tersebut terdaftar di New York. 

CAC juga menyuruh Didi untuk berhenti mendaftarkan pengguna baru. Alasannya adalah  keamanan nasional dan kepentingan umum.

Reuters melaporkan awal bulan ini bahwa Didi sedang bersiap untuk meluncurkan kembali aplikasinya di negara itu pada akhir tahun sebagai antisipasi bahwa penyelidikan keamanan siber Beijing terhadap perusahaan tersebut akan selesai pada saat itu. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement