Selasa 30 Nov 2021 17:38 WIB

Airlangga Ungkap Peningkatan Eksyar Indonesia

Nilai Islamic Finance Index 2020, Indonesia masuk ke urutan kedua.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Fuji Pratiwi
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Airlangga menyebut, beberapa sektor ekonomi syariah Indonesia mengalami peningkatan.
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Airlangga menyebut, beberapa sektor ekonomi syariah Indonesia mengalami peningkatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan indeks berbagai kegiatan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia mengalami kenaikan baik di dalam negeri maupun global, termasuk Islamic Finance Index pada 2020. Kenaikan ini di antaranya ada di sektor makanan dan minuman halal, fesyen, media rekreasi, wisata ramah Muslim, kosmetik dan farmasi.

"Urutan nilai Islamic Finance Index kita di 2020 dibandingkan 2019 masuk ke urutan ke dua, kemudian makanan halal di posisi keempat, fesyen di posisi ketiga, media rekreasi di posisi lima, Muslim friendly travel posisi enam, kosmetik dan farmasi posisi keenam, dan Islamic finance di posisi keenam di global," ujar Airlangga dalam konferensi persnya usai menghadiri Rapat Pleno KNEKS di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (30/11).

Baca Juga

Selain kenaikan indeks, ekonomi syariah juga memiliki peran penting dalam pemulihan ekonomi nasional. Ia menyebut, total aset perbankan syariah 4,41 persen, kemudian dana pihak ketiga 4,89 persen dan pembiayaan 4,45 persen.

"Ekonomi syariah mempunyai peran penting dimana kontraksi sektor di 2020 lebih rendah daripada ekonomi nasional. Jadi kontraksinya hanya -1,75 dibandingkan dengan nasional -2,07," kata Airlangga.

Airlangga mengatakan dalam rapat pleno yang dipimpin Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin itu juga disepakati perlunya penguatan di beberapa sektor ekonomi dan keuangan syariah, yakni mulai penguatan halal value chain, penguatan UMKM, penguatan fatwa/regulasi tata kelola, ekonomi digital, literasi SDM serta riset dan inovasi.

"Kemudian beberapa yang perlu didorong adalah sisi supply and demand, jumlah atau porsi daripada ekonomi syariah meningkat. Kemudian juga inklusi keuangan, percepatan program KUR syariah, wakaf mikro, keungan digital, inklusi keuangan bagi santri dan pesantren, serta mendorong ekosistem industri dan kawasan industri halal," kata Airlangga menjelaskan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement