REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, menanggapi pernyataan sejumlah pengurus partai dan hasil survei yang mendukungnya untuk maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Menurutnya, saat ini ia masih fokus untuk menentukan partai mana yang akan dipilih untuk ke depannya.
Ridwan Kamil mengaku masih fokus menjalankan tugasnya sebagai Gubernur Jabar, sebab, kinerja yang baik akan berdampak pada elektoral. Ia meyakini masyarakat menghargai kinerja tanpa pencitraan.
“Dengan kerja ada apresiasi dari warga, baik itu berupa pujian, komentar dan elektoral. Saya sudah haqul yakin kalau independen di level nasional tidak mungkin. Saya akan istikharah tahun depan masuk partai. Doakan saja,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil saat di Yogyakarta, Rabu (1/12).
Terkait hasil survei yang naik turun, Emil yakin bahwa dukungan itu dari akumulasi kerja. "Fokus saja kerja. tapi kalau ngomongin survei politik, terlalu jauh sekarang. Survei itu relevan kalau berpasangan. lebih realistis. Ini kontes berpasangan. Bukan kontes individu,” katanya.
Namun, Emil pun mengapresiasi berbagai dukungan yang datang dari berbagai kalangan agar dirinya maju dalam kontestasi di level pilpres. Hal itu akan menjadi semangat tersendiri. Sebaliknya, kata dia, jika ada kritik atau bentuk apresiasinya tidak baik, maka Ia akan menjadikannya sebagai bahan evaluasi.
“Saya tiap hari memperbaiki diri. Apakah survei jelek, saya evaluasi, kalau bagus, apanya yang bagus. setiap hari harus ada perbaikan,” katanya.
Oleh karena itu, Emil enggan memikirkan mengenai soal siapa yang akan menjadi pasangannya nanti jika jadi berkontestasi untuk Pilpres 2024 nanti. Begitu juga, dengan posisi siapa yang menjadi capres atau cawapres.
“Pelajaran dua kali pilkada, pengantin itu ibarat Siti Nurbaya semua. Tidak pernah saya bisa memilih. Saya manut dengan perjodohan oleh situasi. Setelah dinikahkan, baru belajar mencintai. Yang ngatur jodoh itu bukan si pengantinnya, tapi diatur koalisi,” paparnya.
“Nggak ada masalah. Kepemimpinan itu di mata Tuhan sama saja. Bermanfaatkah dia dengan jabatan nomor 1 (presiden), bermanfaatkan di mata rakyat dengan nomor 2 (wakil presiden). Nomor 1 dan 2 sama saja. Rakyat lebih sejahtera itu yang lebih penting,” imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua DPW Hanura Jabar, Dian Rahadian pada akhir pekan lalu menyatakan siap mendukung Ridwan Kamil untuk maju kembali menjadi Gubernur Jabar atau berkompetisi di level pilpres. Latar belakang pernyataan itu didasari belum adanya figur lain yang potensial dalam kontestasi Pemilihan Gubernur Jabar pada 2024.
Lalu, Ketua DPW Partai Gelora Jabar, Haris Yuliana menawarkan Ridwan Kamil bergabung dalam partainya karena memiliki hubungan baik sejak Ridwan Kamil menjabat sebagai Wali Kota Bandung.
"Kita apresiasi keputusan Ridwan Kamil tentang rencana akan masuk parpol pada 2022 mendatang. Bahkan kita sangat terbuka jika kang Emil mau bergabung bersama kami di Partai Gelora," kata Haris yang diketahui mantan kader PKS itu.
Terbaru, Jaringan Survei Pemuda Pelajar (JSPP) bekerja sama dengan Rectoverso Institute melakukan survei pada 18-24 November 2021. Ada 800 responden di 27 kabupaten/kota dengan tingkat margin of error 3,53 persen.
Direktur JSPP, Muhammad Salman Ramdani mengatakan, sebanyak 34,56 persen responden menyarankan Ridwan Kamil mengikuti kontestasi Pilpres 2024. Sementara 28,99 persen responden lainnya, menyarankan Ridwan Kamil mengikuti Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar untuk periode kedua, dan sisanya atau 36,46 persen responden mengaku tidak tahu atau tidak menjawab.
"Terkait posisi capres atau cawapres, sebanyak 29,33 persen responden menilai Ridwan Kamil tepat menempati posisi cawapres dan 28,32 persen responden lainnya menilai Ridwan Kamil tepat menempati posisi capres dan 42,35 persen responden mengaku tidak tahu atau tidak menjawab," ujar Salman, Selasa (30/11) kemarin.