REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan, langkah Koperasi Angkutan Lintas Bima (Koantas Bima) bergabung ke sistem BRT Transjakarta-Jaklingko menjadi bukti keseriusan Ibu Kota berbenah dan memfasilitasi mobilitas warga kota. Koantas Bima menyusul operator kendaraan lainnya yang sudah lebih dulu gabung Transjakarta.
"Hari ini tambah lagi jejaring Jaklingko kita, sehingga bisa menjangkau lebih banyak. Kita semua tahu bahwa sebuah kota modern mengandalkan transportasi umum, sehingga (sewajarnya) mobilitas penduduk difasilitasi oleh pemerintah," kata Anies di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (2/12).
Menurut Anies, Koantas Bima yang bergabung dengan integrasi antarmoda bertambah dengan Koantas Bima, menunjukkan Jakarta serius menghadirkan sebuah kota yang modern dan secara rasional warganya memilih transportasi umum massal dibandingkan kendaraan pribadi untuk bepergian.
"Alhamdulillah dengan dikembangkan sebagai satu konsep terintegrasi, dan sekarang sudah empat tahun terintegrasi. Dengan begitu jangkuannya lebih luas. Dulu coverage-nya 42 persen wilayah Jakarta, sekarang sudah 82 persen. Dan dengan Koantas Bima Insya Allah lebih tinggi lagi," ujar Anies.
Anies berharap, dengan semakin banyak warga Jakarta dapat pergi dari mana saja dan ke mana saja dengan menggunakan kendaraan umum. Sehingga semakin banyak manfaat dari perpindahan antarmoda tersebut, seperti menurunkan tingkat polusi udara di Jakarta, meningkatkan kualitas hidup, dan penghematan biaya transportasi.
"Mudah-mudahan kita dapat menyaksikan porsi penduduk yang menggunakan kendaraan pribadi menjadi jauh lebih rendah dan menggunakan kendaraan umum," tutur Anies.
Koantas Bima merupakan armada transportasi umum yang memiliki sejarah panjang yang saat bergabung dengan sistem transportasi terintegrasi melalui Transjakarta dan Jaklingko untuk menambah manfaat dari sisi kenyamanan, ketepatan, dan keselamatan.
"Saya titip pesan buat teman-teman di Koantas Bima membiasakan tradisi baru. Saya berharap yang bekerja di Koantas Bima merasakan kepastian dan ketenangan, sehingga warga yang dilayani pun mendapatkan kepuasan," ungkap Anies.
Program integrasi Jaklingko di layanan Transjakarta, terdiri dari bus besar, sedang, dan kecil. Untuk integrasi bus besar dan bus kecil, mayoritas angkutan umum lama di DKI Jakarta sudah bergabung dengan layanan Transkakarta. Integrasi bus sedang dengan tambahan satu operator lainnya, yaitu Koantas Bima yang berjumlah 36 armada, namun angkutan yang dluncurkan pada tahap awal sebanyak 10 unit pada layanan pengumpan Non-BRT rute 6N (Ragunan-Blok M lewat Kemang).
Dengan skema pembelian layanan ini, bus Koantas Bima beroperasi tanpa harus kejar setoran dan mencari pelanggan berbayar seperti yang dilakukan angkot Miikrotrans Jaklingko, yang telah beroperasi sebelumnya dan berhasil menarik minat warga Jakarta untuk menggunakan transportasi yang murah, aman dan nyaman.