REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI - Uni Emirat Arab (UEA) dan Prancis telah menandatangani kesepakatan pertahanan senilai 19 miliar dolar AS, Jumat (3/12). Negara Teluk akan memperoleh 80 jet tempur Rafale dan 12 helikopter militer Prancis.
"Kontrak ini memperkuat kemitraan strategis yang lebih kuat dari sebelumnya dan secara langsung berkontribusi pada stabilitas regional," kata kantor kepresidenan Prancis dalam sebuah pernyataan setelah Macron dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) menandatangani kesepakatan di sela-sela pertemuan Dubai Expo 2020.
Penjualan luar negeri terbesar jet Rafale disepakati ketika Presiden Prancis Emmanuel Macron memulai perjalanan dua hari ke Teluk. Selain ke Abu Dhabi, Macron juga akan mengunjungi Qatar dan Arab Saudi.
Kunjungan Macron terjadi pada saat negara-negara Teluk Arab telah menyuarakan ketidakpastian tentang fokus Amerika Serikat di kawasan itu bahkan ketika mereka mencari lebih banyak senjata dari sekutu keamanan utama mereka. Pemimpin Prancis telah menjalin hubungan baik dengan MBZ dengan investasi yang mengalir di antara kedua negara.
"Kesepakatan baru ini akan secara langsung mendukung 7.000 pekerjaan di Prancis dan menjamin rantai pasokan pesawat buatan Dassault Aviation hingga akhir 2031," kata seorang pejabat Prancis kepada wartawan dikutip laman Aljazirah, Sabtu (4/12).
Dia juga mengatakan kontrak UEA akan mengarah pada peningkatan produksi Rafale bulanan. Saham Dassault Aviation SA, pembuat Rafale, kemudian naik lebih dari 9 persen.
Rafale model F4 yang saat ini sedang dikembangkan akan dikirim mulai tahun 2027. Dengan mengambil alih pesawat tempur, UEA mengikuti jejak saingannya di Teluk Qatar, yang telah membeli 36 pesawat.