Ahad 05 Dec 2021 19:53 WIB

Bupati Lumajang Laporkan Kendala Evakuasi Korban ke Wapres

Beberapa akses jalan kini tak bisa dilalui karena sungai tertutup.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Fakhruddin
Gunung Semeru meletus Sabtu (4/12). Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa langsung memerintahkan BPBD Jatim dan Dinas Sosial mengirim bantuan tenaga, peralatan hingga logistik untuk penanganan warga terdampak erupsi, termasuk pengungsi.
Foto: Humas Pemprov Jatim
Gunung Semeru meletus Sabtu (4/12). Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa langsung memerintahkan BPBD Jatim dan Dinas Sosial mengirim bantuan tenaga, peralatan hingga logistik untuk penanganan warga terdampak erupsi, termasuk pengungsi.

REPUBLIKA.CO.ID,BALI -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin melakukan koordinasi dengan Bupati Lumajang Thoriqul Haq terkait penanganan bencana erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12) kemarin.

Dalam laporannya kepada Wapres melalui sambungan telepon, Thoriqul melaporkan kendala dalam proses evakuasi korban erupsi Gunung Semeru, yakni kondisi awan panas dan medan yang sulit.

Baca Juga

Ia menyebut, ada beberapa jalur yang sebelumnya pemukiman dan merupakan akses jalan kini tak bisa dilalui karena sungai tertutup.

"Sementara kondisi awan panasnya itu hari ini  medannya agak sulit karena ada jalur yang sebelumnya pemukiman karena sungainya penuh meluber ke pemukiman," ujar Thariqul saat dihubungi Wapres di sela kunjungan kerja Wapres ke Provinsi Bali, Ahad (5/12).

Thariqul juga mengatakan, saat ini ada dua kecamatan yang harus diprioritaskan penanganannya hari ini yakni Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo. Namun, jembatan yang menghubungkan Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo yang merupakan jalan nasional dan menghubungkan Kabupaten Lumajang dan Malang juga terputus.

"Kita butuh penanganan cepat yang jembatan putus bapak, yang menghubungkan Kabupaten Malang dengan Kabupaten Lumajang. Jadi Saya minta Kabupaten Malang untuk bantu yang Pronojiwo karena kita ngga bisa ke sana bapak," ujar Thariqul kepada Wapres.

Thoriqul Haq mengatakan Pemerintah Kabupaten Lumajang bersama BPBD, BNPB, TNI/Polri, relawan dan personel lainnya memfokuskan proses evakuasi penyelamatan terhadap korban dan juga perawatan bagi warga yang terluka. Ia juga melaporkan perkembangan terakhir jumlah korban guguran awan panas Gunung Semeru hingga pukul 12.09 WIB saat dihubungi Wapres, yakni jumlah korban meninggal sebanyak 14 orang.

Namun demikian, jumlah ini  masih bisa terus bertambah karena banyak masyarakat yang melaporkan kehilangan saudara maupun kerabatnya.

"Sekarang yang masih terdata kita 14, tapi terus bergerak Bapak Wapres. Jadi karena ada banyak masyarakat yang juga melaporkan suaminya belum kembali, suaminya belum datang," ujarnya.

Ia menyebut, saat ini di daerah sekitar lokasi terdekat tersedia satu rumah sakit dan tiga puskesmas.

Wapres pun meminta kepada Bupati Lumajang untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah lainnya maupun kementerian terkait, BNPB, TNI dan Polri dalam mempercepat penanganan.

"Harus cepat dilakukan langkah langkah, antisipasi jangaan sampai terjadi korban baru lagi," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Wapres juga melakukan koordinasi lewat telepon dengan Menteri Sosial Tri Rismaharini yang berada di tempat yang sama dengan Bupati Lumajang. Wapres meminta agar masalah akomodasi mulai dari pengungsian, konsumsi terhadap para korban terdampak guguran Gunung Semeru tertangani.

"Tolong ya bu semua hal-hal yang memang masalah akomodasi, pengungsian, masalah konsumsi dan ini sudah disiapkan," ujar Wapres.

"Sampun (sudah) Bapak Wapres sejak semalam sudah disiapkan," kata Risma.

Risma mengatakan, selain menyiapkan segala kebutuhan dasar yang dibutuhkan masyarakat terdampak, Kemensos juga mengantisipasi jika terjadi guguran awan panas susulan. Sebab, jika ada guguran awan panas yang diikuti turunnya hujan akan membawa lahar dingin.

"Kalau ada lahar dingin itu sepanjang aliran itu sampai dengan laut itu akan menjadi potensi aliran. Jadi ini yang sekarang lagi kami diskusikan dengan Pak Bupati untuk bagaiamana langkah yang harus kami ambil," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement