REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan akan bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dalam memboikot diplomatik Olimpiade Musim Dingin Beijing, Rabu (8/12). Kendati demikian ia menegaskan atlet Australia akan tetap bisa bertanding di acara itu.
Keputusan tersebut, menurut Morrison, dilakukan atas masalah hak asasi manusia (HAM). "Saya melakukannya karena itu untuk kepentingan nasional Australia. Itu hal yang benar untuk dilakukan," katanya.
Boikot secara formal berpotensi meningkatkan ketegangan antara Australia dan CHina. Hubungan kedua negara memburuk setelah Canberra memperkenalkan undang-undang interferensi asing, melarang Huawei Technologies dari jaringan broadband 5G yang dirilis perusahaan asal Negeri Tirai Bambu itu.
Australia juga menyerukan penyelidikan independen terhadap asal usul virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19. Keputusan baru-baru ini untuk mengakuisisi kapal selam bertenaga nuklir di bawah pakta AUKUS juga telah menambah ketegangan dengan China.
Morrison mengatakan seharusnya tidak mengejutkan bahwa pejabat Australia akan memboikot acara tersebut. Terlebih lagi melihat hubungan negara itu dengan China rusak selama beberapa tahun terakhir.
“Pejabat Australia tidak akan pergi ke China untuk olimpiade itu. Namun atlet tetap akan melakukannya,” ujar Morrison.
Selain mengutip pelanggaran HAM, Morrison menyebut China sangat kritis terhadap upaya Australia untuk memiliki kekuatan pertahanan yang kuat di kawasan. Terutama dalam kaitannya dengan keputusan Australia untuk memperoleh kapal selam bertenaga nuklir.
Menurut Morrison, pemerintahnya sangat senang berbicara dengan China tentang perbedaan mereka. "Tidak ada halangan untuk itu terjadi di pihak kami, tetapi pemerintah China secara konsisten tidak menerima kesempatan untuk kami bertemu," ujarnya.
Komite Olimpiade Australia mengirimkan 40 atau lebih atlet Australia yang diharapkan untuk bersaing di pertandingan. Mereka tidak akan terpengaruh oleh pengumuman Morrison.
"Membawa para atlet ke Beijing dengan selamat, berkompetisi dengan aman, dan membawa mereka pulang dengan selamat tetap menjadi tantangan terbesar kami," kata kepala eksekutif Komite Olimpiade Australia, Matt Carroll.
"Atlet Australia kami telah berlatih dan bersaing dengan impian Olimpiade ini selama empat tahun sekarang dan kami melakukan segala daya kami untuk memastikan kami dapat membantu mereka berhasil," terang Carroll dalam sebuah pernyataan.