REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), sejumlah kebutuhan pokok (sembako) di Kota Depok, Jawa Barat, mulai merangkak naik. Harga sembako yang sudah mengalami kenaikan yakni cabai rawit merah yang saat ini mencapai harga Rp 60 ribu per kg dan harga minyak goreng dengan harga persatu liter menyentuh harga Rp 30 ribu.
Untuk menekan gejolak harga sembako, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Depok menggelar operasi pasar murah bagi warga prasejahtera di Kelurahan, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Sebanyak 700 paket dijual dalam kegiatan tersebut.
Kepala Bidang Perdagangan Disdagin Kota Depok, Sony Hendro Prajoko Panca Putra menjelaskan, dari 700 paket yang disediakan, dibagi menjadi dua titik, yakni di kantor Kelurahan Bojongsari dan di lokasi khusus (lokus) P2WKSS RW 02.
"Agar tidak terjadi kerumunan maka kami bagi menjadi dua titik, masing-masing diisi 350 paket sembako," ujar Sony di lokasi operasi pasar murah di Kelurahan Bojongsari, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Kamis (9/12).
Menurut Sony, satu paket sembako berisi tiga jenis bahan pokok, di antaranya beras 5kg, minyak goreng dua liter dan gula pasir 1kg. Dari paket yang ada, warga cukup membayar Rp 44.000. "Harga ini sangat murah karena kalau harga normal itu sebesar Rp 115 ribu," ucapnya.
Lanjut Sony , operasi pasar murah ini merupakan program tahunan yang dilakukan oleh Disdagin. Sebelum pandemi Covid-19, lokasi pasar murah bisa mencapai 10 titik di tiap kelurahan. "Selama pandemi ada recofusing anggaran jadi beberapa titik di recofusing. Jadi dari 10 tinggal dua titik saja," tuturnya.
Sekretaris Kelurahan Bojongsari, Tugiowantoro, berharap adanya pasar murah ini dapat meringankan beban ekonomi warga terdampak pandemi Covid-19. Terlebih, bagi warga prasejahtera. "Mudah-mudahan ini dapat membantu warga di sini," harapnya.