REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur membuka layanan dapur umum khusus anak dan balita pengungsi yang terdampak erupsi Gunung Semeru. Dapur umum tersebut guna menjamin kebutuhan permakanan, nutrisi, serta gizi anak dan balita agar terpenuhi selama berada di pengungsian.
“Tentu tidak bisa disamakan antara makanan orang dewasa , bayi dan balita. Asupan nutrisi serta gizi anak dan balita harus terpenuhi meskipun sedang di pengungsian,” kata Khofifah di Surabaya, Ahad (12/12).
Khififah mengatakan, anak atau balita tersebut harus dipastikan kebutuhan asupan gizinya agar tidak terganggu tumbuh kembangnya. Artinya, makanan yang diberikan tidak sekedar mengenyangkan. Khofifah mengatakan, dapur umum bergerak khusus anak dan balita tersebut didirikan di lokasi pengungsian SMPN 1 Candipuro, Lumajang. Di lokasi tersebut, dapur anak dan balita menyasar sekitar 64 anak pengungsi.
“Saya berharap dengan layanan ini, kesehatan dan daya tahan tubuh para pengungsi berkategori rentan bayi dan balita dapat terjaga di tengah-tengah kondisi dan situasi yang serba terbatas,” ujarnya.
Kalaksa BPBD Jatim Budi Santosa menyampaikan, untuk memastikan kebutuhan gizi bayi dan balita tercukupi secara optimal, BPBD menurunkan Tim Srikandi. Tim ini bertanggung jawab terhadap penyiapan bahan makanan bergizi dan mendistribusikannya kepada anak-anak di pengungsian. Rencananya, dapur balita ini, akan memberikan pelayanan di pos pengungsi secara bergilir dari satu tempat ke tempat yang lain.
"Kita akan gilir untuk setiap titik pos pengungsi per dua hari," ujar Budi.