REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Lebih dari 18 ribu tentara dan personel darurat melakukan pencarian dan penyelamatan gabungan, setelah topan terkuat melanda Filipina. Bencana ini menyebabkan kerusakan parah di wilayah tengah dan selatan.
Pengerahan tim darurat pada Sabtu (18/12) dilakukan ketika jumlah korban tewas akibat Topan Rai naik menjadi 21. Sementara orang-orang di daerah yang terkena dampak meminta bantuan kebutuhan dasar.
Topan Rai atau yang secara lokal dikenal sebagai Topan Odette, adalah topan super yang menghantam pulau timur Siargao pada Kamis (16/12), dengan kecepatan angin maksimum 195 kilometer per jam. Lebih dari 300 ribu orang terpaksa meninggalkan rumah mereka ketika badai melanda wilayah tengah dan selatan Filipina.
Badai juga telah memutus komunikasi di sejumlah daerah dan merobohkan tiang listrik beton. Juru bicara badan bencana nasional, Mark Timbal mengatakan telah terjadi kerusakan parah di pulau Siargao serta di kota Surigao di pulau tetangga Mindanao. "Komunikasi masih terputus di Siargao dan Surigao," ujar Timbal, dilansir Aljazirah.
Penjaga Pantai Filipina mengunggah foto di media sosial, yang menunjukkan kehancuran meluas di sekitar kota Surigao. Rekaman udara menunjukkan, petak sawah tergenang air.
Wakil Gubernur Provinsi Dinagat Nilo Demerey mengatakan, badai itu telah menewaskan sedikitnya enam orang di wilayahnya. Dia menggambarkan Topan Odette menerjang sangat kuat.
"Warga berusaha memperbaiki rumah mereka, karena bahkan pusat evakuasi telah roboh. Mereka tidak bisa mencari perlindungan di tempat lain semuanya hancur. Pulau Siargao, Surigao dan Dinagat mengalami nasib yang sama, kami memohon bantuan,” ujar Demerey.