Ahad 19 Dec 2021 05:40 WIB

Konsep Tarbiyah dalam Islam

Pendidikan dalam bahasa Arab disebut dengan Tarbiyah.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
 Pendidikan dalam bahasa Arab disebut dengan Tarbiya . Foto: Ilustrasi Masjid
Foto: Republika
Pendidikan dalam bahasa Arab disebut dengan Tarbiya . Foto: Ilustrasi Masjid

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --Pendidikan dalam bahasa Arab disebut dengan tarbiyah. Bila dilihat dari struktur asal kata, tarbiyah bisa dari kata rabwah (bukit atau tempat yang tinggi). Dalam Alquran kata rabwah dapat ditemukan salah satunya pada ayat 265 surat Al Baqarah. Lalu mengapa pendidikan terkait dengan kata rabwah? 

Pakar tafsir Alquran dan Tasawuf yang juga guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Asep Usman Ismail mengatakan untuk mengetahui keterkaitan pendidikan atau tarbiyah dengan kata rabwah maka terlebih dulu harus mengetahui tentang dimensi manusia. 

Baca Juga

Ia menjelaskan dimensi manusia terdiri dari enam hal. Pertama, manusia adalah makhluk biologis atau disebut juga fisik, jasmani. Dimensi kedua, manusia adalah ruh atau ruhani. Yang kemudian melahirkan nafs atau nafsani yang diartikan dengan jiwa yang merupakan perpaduan antara unsur ruhani dan jasmani. 

Dimensi manusia yang ketiga yaitu qalbu atau berkaitan dengan emosi. Dimensi manusia yang keempat adalah akal yang melahirkan pikiran. Dimensi manusia yang kelima adalah kepribadian atau personaliti. Dan dimensi manusia yang keenam adalah makhluk sosial.

"Maka tarbiyah  kaitannya dengan kata rabwah adalah mendidik menurut Alquran adalah mendidikan, jadi harus ada upaya mendorong, memotivasi, mengaktualkan atau mengaktifkan supaya semua dimensi yang enam itu berkembang menjadi kualitas yang seperti bukit yang menjulang tinggi," kata Prof Asep Usman Ismail dalam kajian virtual Masjid Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran beberapa hari lalu. 

Karena itu menurut Prof Usman terdapat pendidikan jasmani agar fisik manusia kuat dan sehat. Pendidikan intelek agar manusia berpikir, wawasannya menjadi luas. Pendidikan spiritual untuk mengolah emosi dan jiwa. Ada pendidikan personal dimana orang menjadi memiliki ciri khas tersendiri. Serta terdapat juga pendidikan sosial sehingga manusia dapat berinteraksi dengan baik dengan lingkungannya. 

"Jadi mendidik itu adalah mendorong, membimbing, mengarahkan, menguatkan, menumbuhkan, supaya yang tadinya potensi itu tumbuh menjulang tinggi seperti gunung. Itu lah rabwah yang berarti tempat yang menjulang," tambahnya. 

Sebab  itu Prof Asep mengatakan mendidik sangat berbeda dengan mengajar. Mengajar hanya mengubah seseorang dari tidak tahu menjadi tahu namun tidak memperhatikan aspek lainnya seperti seseorang mampu menghayati, memperkuat personaliti, menguatkan kehidupan sosial dan ruhaninya. Sehingga mengajar hanya sebatas transformasi ilmu semata. Sementara mendidik melibatkan pikiran, fisik, perasaan, keruhanian, kepribadian, dan kehidupan bersama dalam lingkup sosial. Sebab itu menurutnya menjadi sebuah krisis ketika lembaga pendidikan turun dan berubah dari pendidikan menjadi pengajaran. 

Allah SWT berfirman dalam Alquran surat An Nahl ayat 78:

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (Surat An Nahl ayat 78).

Prof Asep menjelaskan dari ayat tersebut diketahui bahwa dalam ketika manusia berada di dalam perut ibunya, manusia tidak mengetahui suatu apapun. Keadaan ini disebut dengan fitrah.  Kendati demikian manusia telah membawa potensi yakni faktor hereditas, genetika dan lainnya. Setelah Allah SWT meniupkan ruh, manusia diaktifkan pendengarannya, penglihatannya, dan perasannya. Pada saat inilah menurut Prof Asep menjadi momentum terbaik untuk memberikan pendidikan kepada bayi yang berada di dalam ruh atau disebut juga pranatal education atau pendidian sebelum kelahiran yakni melalui doa dan membaca Alquran dan lainnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement