Senin 20 Dec 2021 17:20 WIB

China tak Takut Berkonfrontasi dengan AS

Menlu China mengakui saat ini China dan AS terlibat dalam semacam persaingan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Menlu China mengakui saat ini China dan AS terlibat dalam semacam persaingan. Ilustrasi.
Foto: AP / Andy Wong
Menlu China mengakui saat ini China dan AS terlibat dalam semacam persaingan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi mengatakan negaranya tidak takut jika harus terlibat konfrontasi dengan Amerika Serikat (AS). Beijing dan Washington diketahui terlibat perselisihan di berbagai isu.

Wang mengakui saat ini China dan AS terlibat dalam semacam persaingan. Namun hal itu tak menjadi masalah selama tetap positif. "Jika ada konfrontasi, maka (China) tidak akan takut, dan akan berjuang sampai akhir," ujar Wang dalam pidatonya, Senin (20/12).

Baca Juga

Dia pun menyinggung tentang Taiwan yang terus bertekad melepaskan diri dari kekuasaan China. Wang menganggap Taiwan sebagai pengembara yang pada akhirnya akan pulang. Menurutnya, selama ini AS dan negara-negara lain berusaha menggunakan Taipei untuk mengendalikan Beijing.

"Tindakan sesat inilah yang telah mengubah status quo serta merusak perdamaian di Selat Taiwan. (Ini) melanggar konsensus komunitas internasional dan norma-norma dasar hubungan internasional," ujar Wang.

Terkait hal itu, Wang mengatakan China telah mengambil tindakan balasan yang kuat guna mengejutkan arogansi dari para pencari kemerdekaan formal Taiwan. "China harus dan akan dipersatukan kembali," ucapnya.

Taiwan menjadi salah satu isu pokok yang dibahas dalam pertemuan virtual Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping 16 November lalu. Pada kesempatan itu, Biden menekankan Washington mendukung Taiwan Act. Taiwan Act adalah undang-undang (UU) yang menetapkan bahwa AS akan mendukung pertahanan diri Taiwan. Caranya dengan menyediakan penjualan senjata atau peralatan militer serta mencegah upaya apa pun oleh China untuk merebut paksa Taiwan.

Berbeda dengan pernyataan Biden, China justru menyebut presiden AS tersebut menentang kemerdekaan Taiwan. Menurut China, pada kesempatan itu Xi turut menekankan bahwa siapa pun yang “bermain api” di sekitar Taiwan, pasti akan membakar diri mereka sendiri. Kementerian Luar Negeri Taiwan kemudian menuding Beijing dengan sengaja menyalahartikan pernyataan Biden.

Taiwan sudah berulang kali menyatakan wilayahnya adalah negara merdeka dengan nama Republik China. Taiwan selalu menyebut China tidak pernah memerintahnya dan tidak berhak berbicara atas namanya. Namun sebaliknya, China mengklaim Taiwan sebagai bagian yang tak terpisah dari teritorialnya. Hal itu membuat hubungan kedua belah pihak dibekap ketegangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement