REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Parlemen Jepang pada Senin (20/12) menyetujui rekor anggaran tambahan hampir 36 triliun yen atau sekirar 317 miliar dolar AS. Anggaran itu untuk tahun fiskal hingga Maret dan membantu rumah tangga dan bisnis yang dilanda pandemi.
Anggaran sebagian besar guna mendanai berbagai langkah Covid-19, termasuk vaksin booster dan obat-obatan oral. Ini juga termasuk pembayaran tunai bagi keluarga dengan anak-anak dan kampanye promosi untuk industri pariwisata yang terpukul keras.
Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan, anggaran tambahan guna menghidupkan kembali ekonomi yang belum sepenuhnya pulih dari pandemi. Sekaligus mencapai pertumbuhan lebih kuat dan distribusi kekayaan yang lebih adil di bawah kebijakan kapitalisme barunya.
Di bawah Kishida, pemerintah memperketat pembatasan perbatasan demi membantu mencegah kasus virus corona varian omicron yang menyebar cepat. Hal itu setelah berhasil menurunkan tingkat infeksi secara tajam dalam beberapa bulan terakhir.
Anggaran tersebut mencakup pembayaran 100 ribu yen atau 880 dolar AS bagi rumah tangga dengan anak-anak berusia 18 tahun atau lebih muda dan subsidi 2,5 juta yen atau 22 ribu dolar AS untuk bisnis yang mengalami kerugian penjualan besar akibat pandemi. Ini juga akan membayar peningkatan gaji perawat dan pengasuh lainnya.
Lalu alokasi 617 miliar yen atau 5,4 miliar dolar AS untuk mempromosikan manufaktur semikonduktor di Jepang saat negara itu bergerak meningkatkan keamanan ekonominya dan mengatasi kekurangan chip komputer yang penting bagi berbagai produk. Anggaran tersebut juga akan mendanai promosi pariwisata, keberlanjutan, dan digitalisasi.
Menanggapi kekhawatiran yang berkembang tentang meningkatnya kekuatan China dan tantangan strategis lainnya. Hal itu mencakup sekitar 773 miliar atau 6,8 miliar dolar AS yang didedikasikan guna mempercepat penyebaran sistem pertahanan rudal dan kesiapan militer lainnya.
Wakil Kepala Sekretaris Kabinet Seiji Kihara mengatakan kepada wartawan pada Senin, pemerintah berencana segera memberikan langkah-langkah yang direncanakan kepada orang-orang demi mendukung rekonstruksi ekonomi yang dilanda pandemi dan dimulainya kembali kegiatan sosial dan ekonomi. Hal itu setelah tindakan pencegahan kesehatan masyarakat yang meluas diberlakukan guna memerangi wabah virus Covid-19.
Pemerintah Jepang bersikeras, mereka berhasil menangkap orang yang terinfeksi varian omicron di perbatasan. Hanya saja para ahli telah memperingatkan, virus itu mungkin menyebar secara lokal.
Kementerian kesehatan melaporkan 14 kasus omicron di antara kedatangan di bandara Jepang, sehingga kasus omicron yang diketahui menjadi lebih dari 80.
Di Okinawa, sekelompok besar telah menyebar di pangkalan Korps Marinir AS di Camp Hansen, setidaknya 180 Marinir yang baru saja dipindahkan dari Amerika Serikat telah terinfeksi. Tidak diketahui apakah mereka termasuk kasus omicron.
Jepang, negara berpenduduk sekitar 126 juta, telah melaporkan sekitar 1,73 juta kasus Covid-19. Kemudian sebanyak 18.400 kematian karena Covid-19 sejak pandemi dimulai dua tahun lalu.