REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- Sebuah film pendek karya santri Pondok Modern Gontor yang diberi nama Inthiq, banjir pujian dari warganet. Film yang ditayangkan di Youtube ini mendapat ratusan komentar positif setelah dirilis pada Sabtu (18/12).
Hingga Selasa (21/12), film tersebut dibanjiri lebih dari 200 komentar positif di channel YouTube Gontor TV maupun di jejaring media sosial lainnya. Beberapa komentar di YouTube dituliskan warganet seperti, “Edukasi dapat, hiburannya juga dapat,” tulis salah seorang warganet.
Ada juga yang memuji cara para aktor memainkan perannya. “Akting dan semuanya udah kelas profesional," tulis warganet lain.
Ilmi Hatta, penulis naskah, penerjemah dan sekaligus sutradara film ini mengungkapkan tujuan dari produksi film ini adalah untuk memotivasi para santri untuk meningkatkan kemampuan mereka berbahasa asing. “Dalam produksi film ini, kami pun belajar banyak terkait bahasa Arab karena dalam proses penulisan naskah dan produksi dibimbing dengan sangat intensif oleh Ustadz Muhammad Nur yang merupakan lulusan Mesir,” ungkap Ilmi yang saat ini sudah menjadi guru KMI Gontor.
“Untuk membiasakan penggunaan bahasa asing, santri diwajibkan untuk selalu berbahasa Arab selama dua pekan, dan berbahasa Inggris selama dua pekan berikutnya. Tentunya untuk menerapkan hal tersebut tidaklah mudah. Diperlukan disiplin yang bersumber dari kesadaran dan motivasi yang tinggi. Hal tersebut yang coba digambarkan dalam film ini,” tambahnya.
Proses pembuatan film disebut membutuhkan waktu hingga enam bulan dan sekitar 100 orang yang terlibat. “Film yang memakan waktu produksi selama enam bulan ini merupakan hasil kerja tim seluruh kru dan pemain yang berjumlah lebih dari 100 orang,” ungkap Mu’adz Ali Murtadho, co-producer film yang dirilis bertepatan dengan Hari Bahasa Arab Dunia ini.
Film ini mengisahkan santri Gontor bernama Ihya mempelajari bahasa Arab. Ihya mulanya merasa tidak nyaman dengan berbagai disiplin bahasa yang ada di pondok. Fadhil, temannya, berusaha menemani Ihya dalam menghadapi konflik batinnya dan menemukan semangatnya untuk berdisiplin bahasa.