REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengimbau semua orang Amerika untuk mendapatkan vaksinasi, sebagai upaya memerangi varian omicron. Penyebaran omicron telah berlipat ganda di seluruh Eropa, AS, dan Asia, termasuk di Jepang.
“Jika Anda tidak sepenuhnya divaksinasi, Anda punya alasan kuat untuk khawatir,” kata Biden di Gedung Putih.
Biden mengumumkan rencana untuk membeli 500 juta alat tes Covid-19 untuk didistribusikan secara gratis kepada orang Amerika mulai Januari mendatang. Biden menegaskan, orang yang belum divaksinasi dapat memiliki risiko atau peluang tinggi tertular Covid-19. "Pilihan Anda bisa menjadi perbedaan antara hidup dan mati," ujar Biden.
Biden juga mengaktifkan sekitar 1.000 personel medis militer untuk mendukung rumah sakit yang sudah kewalahan. Omicron saat ini menyumbang 73 persen dari semua kasus baru di AS.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Eropa, Hans Kluge, mengatakan, dalam beberapa pekan mendatang omicron akan mendominasi di lebih banyak negara di kawasan Eropa. Hal ini akan membuat sistem kesehatan kewalahan.“Kita bisa melihat badai (pandemi) lain datang,” kata Kluge.
Jerman, Skotlandia, Irlandia, Belanda, dan Korea Selatan termasuk di antara beberapa yang telah menerapkan kembali penguncian atau lockdown dalam beberapa hari terakhir. Menurut WHO, hingga Selasa (21/12), varian tersebut telah dikonfirmasi di 106 negara.
Tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan jika terpapar varian omicron masih belum jelas. Tetapi WHO memperingatkan, varian omicron menyebar lebih cepat daripada varian delta dan menyebabkan infeksi pada orang yang sudah divaksinasi atau yang telah pulih dari Covid-19.