REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Klub-klub Liga Primer Inggris khawatir kompetisi bakal kembali digelar tanpa kehadiran penonton di stadion setelah Boxing Day atau mulai awal tahun depan. Hal ini setelah Perdana Menteri Inggris Boris Jonhson menolak untuk memberi jaminan keamanan pada kerumunan setelah liburan Hari Raya Natal.
Negara tetangga Inggris seperti Skotlandia dan Wales sudah lebih dulu memberlakukan pembatasan sosial mulai 26 Desember mendatang. Mereka bahkan menyarankan pemerintah Inggris untuk mengikuti hal serupa dalam penyelenggaraan olahraga.
Di Skotlandia, stadion olahraga hanya akan membuka pintunya bagi 500 penonton. Sementara Wales mengimbau Swansea City dan Cardiff City untuk mengosongkan stadion mulai 26 Desember.
Derby klasik bertajuk Old Firm yang mempertemukan Glasgow Celtic dan Glasgow Rangers yang dijadwalkan bergulir pada 2 Januari pun terancam bakal sepi penonton.
Akan tetapi, Boris Johnson belum melakukan itu dan berpendapat stadion olahraga masih bisa diisi penuh selama liburan. Ini mengundang berbagai pendapat dari petinggi klub Liga Primer Inggris, termasuk yang khawatir penularan akan meningkat setelah 28 Desember.
"Pada dasarnya kami belum bisa mengambil keputusan apapun setelah Hari Raya Natal dan akan tetap memerhatikan data. Kami akan melakukan segalanya untuk melindungi kesehatan publik," kata Boris, dikutip Telegraph, Rabu (22/12).
Sementara, petinggi otoritas kesehatan di Inggris kabarnya sudah mewanti-wanti bahwa penuhnya stadion selama Boxing Day akan berisiko menjadi momen penyebaran virus yang tinggi. Pasalnya, Covid-19 varian omicron disebut lebih menular dibandingkan sebelumnya.
Senada dengan itu, asisten pelatih Liverpool Pep Lijnders menyebut bahwa hal yang aneh jika penyelenggara Liga Primer Inggris tetap menjalankan musim kompetisi 2021/22 sesuai jadwal mengingat tren kasus positif yang semakin tinggi.
Meski Liverpool dan tim-tim lain mengisyaratkan ingin tetap bertanding, tapi situasi yang semakin parah membuat kekhawatiran muncul di tengah klub-klub peserta. Sebab, proposal pembatalan hari pertandingan pada 28 Desember ditolak.