REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Syaifullah, Dosen Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Bahasa UIN Raden Mas Said Surakarta
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَكْرَمَ مَنْ اِتَّقَى بِمَحَبَّتِهِ وَأَوْعَدَ مَنْ خَالَفَهُ بِغَضَبِهِ وَعَذَابِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَرْسَلَهُ بِالْهُدَى وَالدِّيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ،
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ الله وَخَيْرِ خَلْقِهِ، وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِهِ، أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Ucapan syukur marilah kita haturkan kepada Allah SWT, Dzat yang telah melimpahkan nikmat karunia-Nya. Shalawat dan salam semoga tersanjung kepada Nabi Muhammad SAW, utusan yang membawa rahmat bagi alam semesta.
Melalui mimbar yang mulia ini, khatib berwasiat kepada diri kami pribadi dan umumnya kepada jamaah semuanya untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Ta’ala. Dengan cara menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.
Sudah lebih 24 bulan Planet Bumi diserang oleh virus korona yang berujung pandemi. Banyak korban berjatuhan, PHK bermunculan, dan melahirkan keputusasaan. Beberapa diantaranya mengalami tekanan mental dan psikis.
Sekarang, perlahan harapan terbit dengan melandainya kasus positif Covid-19 dan menurunnya angka kematian. Bahkan beberapa waktu lalu, angka kematian akibat Covid-19 di DKI Jakarta sudah menembus angka nol. Tentu hal ini adalah berita yang mengembirakan dan patut dipastikan kita tetap wajib menjaga protokol kesehatan.
Namun, ada hal lain yang tidak kalah pentingnya untuk saat ini, yaitu kembali membangun mental dan etos kerja. Sebagai mukmin sudah menjadi keharusan untuk senantiasa memelihara dan memupuk kembali etos kerja.
Meski kita telah diserang oleh makhluk sangat kecil dan tidak dapat dilihat mata telanjang yaitu virus corona. Dalam momentum kembali membangun etos kerja ini, mari kita simak Firman Allah dalam QS. Al-Ankabut: 17.
… فَابْتَغُوْا عِنْدَ اللّٰهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوْهُ وَاشْكُرُوْا لَهٗ ۗاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ١٧
“…maka carilah rezeki di sisi Allah, kemudian beribadah dan bersyukurlah kepada Allah. Hanya kepada Allah kamu akan dikembalikan” (Qs Al-Ankabut: 17).
Mencari rezeki atau berupaya untuk memperoleh penghidupan di muka bumi adalah suatu kewajiban. Menilik ayat di atas bahwa mencari rezeki adalah suatu keharusan dan tentu diimbangi dengan mentalitas dan spirit kesungguhan yang mana akan bermuatan ibadah. Hal ini juga digambarkan Allah dengan begitu jelas dan gamblang dalam QS. Al-Jumu’ah: 10.
فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ١٠
“Jika shalat telah ditunaikan, maka menyebarlah kalian di muka bumi, carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kalian beruntung” (Qs Al-Jumu’ah: 10).