REPUBLIKA.CO.ID, Tika berhenti menyuap makan siangnya. Pesan singkat aplikasi dari nomor tidak dikenal membuatnya kehilangan selera makan. "Ada foto teman saya dengan busana minim," kata warga Kota Batam Kepulauan Riau itu.
Ini bukan pertama kali ia menerima pesan serupa. Dengan foto orang yang berbeda-beda, namun dengan ancaman yang sama.
"Bilang sama temannya untuk segera melunasi utangnya," katanya.
Padahal, kata Tika, dia tidak terlalu dekat dengan temannya itu. "Saya jadi bingung mesti bagaimana. Kasihan juga sama teman. Entah berapa banyak orang yang dikirimi pesan seperti itu," kata dia.
Di sisi kota Batam yang lain, perempuan yang enggan disebutkan namanya sibuk membalas pesan temannya satu per satu. Pesannya mirip, memberi tahu agar dia segera membayar utang kepada pinjaman daring (online) atau popular disebut pinjol.
Beberapa di antaranya menyebutkan, foto tanpa busananya dibagikan oleh penagih utang. "Itu editan. Saya tidak pernah berpose seperti itu," kata dia.
Perempuan itu mengaku, hanya meminjam Rp 1,6 juta karena kepepet. Namun, kini dikejar-kejar penagih seolah memiliki utang miliaran rupiah.
Dia menyatakan, terpaksa berutang melalui aplikasi pinjaman daring ilegal karena tidak mau menyusahkan orang-orang di sekitarnya. Tapi sekarang, lingkungannya justru dibuat lebih repot karena turut ditagih, bahkan dengan ancaman.
"Saya menyesal," katanya seraya menghela napas. Sayangnya, ia masih enggan melapor ke aparat kepolisian.