Ahad 26 Dec 2021 09:01 WIB

Indonesia Tetap Genjot Vaksinasi Meski Target WHO Terpenuhi

Pemerintah mengajak masyarakat yang belum divaksinasi untuk segera divaksinasi.

Pemerintah Indonesia akan terus menggenjot vaksinasi Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia meski cakupannya telah berhasil memenuhi target yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). (Foto: Ilustrasi vaksinasi Covid-19)
Foto: AP/Firdia Lisnawati
Pemerintah Indonesia akan terus menggenjot vaksinasi Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia meski cakupannya telah berhasil memenuhi target yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). (Foto: Ilustrasi vaksinasi Covid-19)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia akan terus menggenjot vaksinasi Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia meski cakupannya telah berhasil memenuhi target yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Program vaksinasi akan terus dipercepat dan diperluas hingga seluruh target sasaran berhasil divaksinasi.

"Pemerintah mengajak seluruh masyarakat Indonesia yang belum divaksinasi untuk segera divaksinasi guna melindungi diri dan keluarga," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Usman Kansong dalam rilis pers, Sabtu (26/12).

Baca Juga

WHO menargetkan cakupan vaksinasi di setiap negara sekurang-kurangnya mencapai 40 persen dari total populasi yang akan mendapatkan vaksinasi dosis lengkap pada akhir 2021. Saat ini, kata Usman, lebih dari 109 juta penduduk Indonesia telah mendapatkan dosis lengkap, melampaui 40 persen sebagaimana ditargetkan WHO sampai akhir tahun ini.

Usman mengatakan saat ini Indonesia masih terus kedatangan vaksin secara bertahap. Terbaru, tiga tahap kedatangan vaksin, yakni tahap ke-173, 174, dan 175, tiba di Tanah Air pada Sabtu.

Dua tahap vaksin yang tiba di Jakarta, yakni tahap ke-173 dan 174 merupakan vaksin Pfizer, sedangkan tahap ke-175 adalah vaksin Moderna. Vaksin Pfizer yang tiba di Tanah Air pada tahap ke-173 berjumlah 879.840 dosis dan tahap ke-174 berjumlah 592.020 dosis. 

Kedua tahap kedatangan tersebut merupakan vaksin hasil pembelian langsung. Usman mengatakan vaksin Pfizer tahap ke-173 akan didistribusikan langsung ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Lampung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur dengan perkiraan waktu kedatangan pada Senin (27/12).

Sementara kedatangan vaksin ke-174 akan didistribusikan ke Dinkes Maluku Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku, Sulawesi Utara, dan Sumatera Selatan. "Estimasi kedatangan tanggal Senin (27/12) dan Selasa (28/12)," kata dia.

Dalam kedatangan tahap ke-175, vaksin Moderna yang tiba merupakan donasi dari pemerintah Italia melalui COVAX (COVID-19 Vaccine Global Access) dengan jumlah 922.800 dosis. Sebelumnya, pada Kamis (30/9) lalu, Indonesia juga telah menerima donasi dari pemerintah Italia melalui COVAX berupa 796.800 dosis AstraZeneca.

"Atas dukungan dan donasi dari pemerintah Italia, kami sampaikan apresiasi dan terima kasih yang setinggi-tingginya," ucap Usman. Dalam kesempatan itu, Usman juga menyampaikan bahwa pemerintah terus mengoptimalkan upaya tanggap darurat guna mencegah penularan COVID-19 varian Omicron, mulai dari memperketat karantina dari luar negeri hingga terus menggaungkan imbauan agar masyarakat menunda perjalanan ke luar negeri.

Menurutnya, berbagai kebijakan dalam merespon masuknya varian Omicron disusun dengan mempertimbangkan dan melibatkan masukan dari berbagai pakar dan petugas di lapangan. Sebagai bentuk antisipasi penyebaran, lanjutnya, pemerintah sudah meningkatkan whole genome sequencing sekaligus memperketat masa karantina perjalanan dari luar negeri. 

Pemerintah juga akan meningkatkan surveilans dan kontak erat. Walaupun sejauh ini varian omicron belum menunjukan karakter yang membahayakan nyawa, terutama bagi pasien yang sudah mendapatkan vaksin, Usman tetap mengingatkan masyarakat untuk segera menuntaskan vaksinasi, sesuai imbauan Presiden Joko Widodo.

Pemerintah juga akan mempercepat vaksinasi, terutama pada kelompok lanjut usia untuk memperkecil risiko keparahan jika tertular COVID-19. Usman juga meminta masyarakat untuk menyikapi masuknya varian Omicron dengan tenang, meningkatkan kewaspadaan, serta menaati protokol kesehatan. 

Upaya dan kerja sama antara semua pihak dibutuhkan agar tidak terjadi penyebaran lokal varian Omicron. "Tidak hanya itu, pemerintah akan menyiapkan infrastruktur seperti rumah sakit dan obat-obatan untuk mengantisipasi dampak buruk varian Omicron," ujar Usman.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement