Ahad 26 Dec 2021 17:01 WIB

Akibat Varian Omicron, 6.300 Penerbangan Dibatalkan

Lebih dari 970 penerbangan yang berasal atau menuju ke bandara AS juga dibatalkan

Rep: rizky jaramaya/ Red: Hiru Muhammad
 Spesialis pengujian COVID-19 Alex Honn, kanan, dan Tokeya Berry menguji seorang pengemudi di lokasi pengujian virus corona drive-up Selasa, 21 Desember 2021, di Bellingham, Wash. Pejabat kesehatan Washington mengatakan Selasa setidaknya 400 kasus COVID baru Varian -19 telah dikonfirmasi, tetapi omicron itu belum menyusul kasus delta di negara bagian itu. Selama dua minggu terakhir, negara bagian Washington rata-rata memiliki lebih dari 1.500 kasus baru, kemungkinan kasus COVID-19 sehari.
Foto: AP/Elaine Thompson
Spesialis pengujian COVID-19 Alex Honn, kanan, dan Tokeya Berry menguji seorang pengemudi di lokasi pengujian virus corona drive-up Selasa, 21 Desember 2021, di Bellingham, Wash. Pejabat kesehatan Washington mengatakan Selasa setidaknya 400 kasus COVID baru Varian -19 telah dikonfirmasi, tetapi omicron itu belum menyusul kasus delta di negara bagian itu. Selama dua minggu terakhir, negara bagian Washington rata-rata memiliki lebih dari 1.500 kasus baru, kemungkinan kasus COVID-19 sehari.

REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK--Lebih dari 6.000 penerbangan di seluruh dunia telah dibatalkan selama liburan Natal, dan ribuan lainnya ditunda kerena varian omicron. Menurut Flightaware.com, hampir 2.800 penerbangan pada Sabtu (25/12) dibatalkan di seluruh dunia.

Sementara, lebih dari 970 penerbangan yang berasal atau menuju ke bandara Amerika Serikat (AS) juga dibatalkan, dan lebih dari 8.000 penerbangan mengalami penundaan. Pada Jumat (24/12), terdapat sekitar 2.400 pembatalan dan 11.000 penundaan. Sedangkan pembatalan pada Ahad (26/12) telah melampaui 1.100.

Baca Juga

Sejumlah pilot, pramugari, dan karyawan maskapai penerbangan mengalami sakit atau harus menjalani karantina setelah terpapar Covid-19. Hal ini memaksa Lufthansa, Delta, United Airlines, JetBlue, Alaska Airlines, dan maskapai penerbangan lainnya membatalkan penerbangan.

Data Flightaware menunjukkan, United Airlines membatalkan sekitar 200 penerbangan pada Jumat dan hampir 250 pada Sabtu. United Airlines mengalami kewalahan sehingga memaksa pilot menjalani penyesuaian, mulai dari perubahan rute maupun shift panjang bagi karyawan lainnya.

“Lonjakan nasional kasus omicron berdampak langsung pada awak penerbangan kami dan orang-orang yang menjalankan operasi kami. Akibatnya, kami harus membatalkan beberapa penerbangan dan memberikan informasi kepada pelanggan yang terkena dampak sebelum mereka datang ke bandara,” kata maskapai United Airlines, dilansir Aljazirah, Ahad (26/12).

Selain itu, Delta membatalkan 310 penerbangan pada Sabtu (25/12) dan sudah membatalkan puluhan penerbangan lainnya pada Ahad. Delta telah mengerahkan semua opsi dan sumber daya, termasuk perubahan rute, penggantian pesawat dan awak untuk memenuhi jadwal penerbangan."Kami meminta maaf kepada pelanggan kami atas keterlambatan rencana perjalanan liburan mereka," kata Delta.

Maskapai penerbangan Cina menyumbang jumlah pembatalan tertinggi. Maskapai penerbangan China Eastern membatalkan lebih dari 1.000 penerbangan, atau lebih dari 20 persen dari rencana penerbangannya  pada hari Jumat dan Sabtu. Sementara Air China  menghentikan 20 persen penerbangan selama akhir pekan.

Menurut perkiraan dari American Automobile Association, lebih dari 109 juta orang Amerika dijadwalkan untuk bepergian dengan pesawat, kereta api atau mobil antara 23 Desember dan 2 Januari. Jumlah ini meningkat 34 persen dibandingkan tahun lalu. Namun rencana perjalanan itu dibuat sebelum varian omicron merebak. 

Pembatalan perjalanan juga disebabkan oleh cuaca buruk. Layanan Cuaca Nasional (NWS) mengumumkan peringatan badai musim dingin, termasuk pembekuan yang dalam untuk sebagian besar wilayah barat."Kondisi dingin yang tidak normal dan rentetan kelembapan Pasifik menghasilkan periode salju gunung dan hujan pesisir atau lembah yang berkepanjangan, beberapa di antaranya kadang-kadang turun deras,” kata pernyataan NWS.

Salju setinggi 61-122cm (24-48 inci) diperkirakan turun akhir pekan ini, dengan akumulasi yang lebih tinggi di beberapa tempat, di pegunungan Sierra utara dan tengah di California dan Oregon. NSW mengatakan, perjalanan dari Sierras ke Pegunungan Rocky akan berbahaya karena salju tebal. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement