Selasa 28 Dec 2021 14:52 WIB

Penularan Lokal Omicron Terdeteksi: Pakar Sarankan Faskes Disiapkan, Wapres Wanti-Wanti

Pemerintah diminta menyiapkan fasilitas kesehatan mengantisipasi kemungkinan terburuk

Rep: Rr Laeny Sulistyawati, Dian Fath Risalah, Fauziah Mursid/ Red: Mas Alamil Huda
Kemenkes mengonfirmasi kasus pertama transmisi lokal varian omicron. Pemerintah diminta menyiapkan fasilitas kesehatan mengantisipasi kemungkinan terburuk. Foto: Warga melakukan registrasi ulang sebelum melakukan tes usap (swab test) antigen di Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (27/12).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kemenkes mengonfirmasi kasus pertama transmisi lokal varian omicron. Pemerintah diminta menyiapkan fasilitas kesehatan mengantisipasi kemungkinan terburuk. Foto: Warga melakukan registrasi ulang sebelum melakukan tes usap (swab test) antigen di Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (27/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Tjandra Yoga Aditama mengatakan, terjadinya transmisi atau penularan lokal varian baru Covid-19 omicron harus diantisipasi. Tjandra meminta pemerintah menyiapkan fasilitas kesehatan (faskes) untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.

"Kalau memang nanti kasus varian omicron terus bertambah maka kesiapan fasilitas kesehatan harus dipergiat sejak sekarang, mulai dari pelayanan kesehatan primer seperti pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) sampai ke RS rujukan tertinggi, dalam bentuk tenaga kesehatan, ruang rawat, obat, oksigen, alat kesehatan, sistem informasi serta sistem rujukan, dan lain-lain," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (28/12).

Baca Juga

Menurut Tjandra, penularan omicron secara lokal artinya harus ada pengawasan lebih ketat. Sebelum ini sudah diberitakan ada dua petugas Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet yang tertular dari pasien. Jadi, kata Tjandra, memang sudah terjadi penularan pada mereka yang tidak pergi ke luar negeri dan bahkan terjadi di Wisma Atlet yang tentunya pengawasan lebih terjaga. 

"Tentu bisa kita bayangkan bagaimana kemungkinan penularan di masyarakat luas. Di tambah lagi ada berita seorang pasien dengan varian Omicron yang ternyata luput dari karantina," ujarnya.

Belum lagi, dia melanjutkan, mungkin saja sudah ada pengunjung dari negara terjangkit yang masuk ke negara kita antara 9-29 November lalu dan pada waktu itu hanya dikarantina tiga hari. Dia menyebut, kalau mereka waktu itu memang membawa omicron, maka mungkin belum terdeteksi, dan memang mungkin saja menular di kontak sekitarnya. 

"Mudah-mudahan saja semua sudah diperiksa dan memang tidak ada penularan," katanya.

Sekarang, kata Tjandra, sudah resmi adanya penularan lokal di masyarakat, dan ini harus dibatasi sedapat mungkin, jangan sampai penularan menyebar luas. Kegiatan tes dan telusur harus dilakukan maksimal, mungkin seperti yang dilakukan pada Juni dan Juli 2021. Penggunaan aplikasi PeduliLindungi untuk telusur seperti di luar negeri juga harus dilakukan.

"Untuk masyarakat luas, 3M dan 5M harus diberlakukan dengan ketat, apalagi dalam masa akhir tahun seperti sekarang ini. Kalau ada kecurigaan kontak maka segera memeriksakan diri, jangan malah takut ketahuan positif," kata Tjandra.

Tjandra menambahkan, untuk yang positif, harus memberitahu semua orang yang pernah kontak dalam beberapa hari terakhir agar mereka memeriksakan diri pula. Lalu, untuk mereka yang belum diimunisasi lengkap maka segeralah divaksin.

Kemenkes mengonfirmasi satu kasus transmisi lokal varian omicron. Kasus transmisi lokal ini terjadi pada pria berumur 37 tahun. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pria berumur 37 tahun itu tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Ia bersama sang istri tinggal di Medan, Sumatra Utara.

Keduanya, lanjut Nadia, mereka melakukan perjalanan ke Jakarta pada Senin (6/12). Diketahui keduanya sering melakukan perjalanan Medan-Jakarta setiap bulannya. "Yang bersangkutan tiba Senin (6/12), dan pada Jumat (17/12) sempat mengunjungi sebuah restoran di SCBD, Jakarta, pada Ahad (19/12) saat melakukan tes antigen untuk kembali ke Medan yang bersangkutan dinyatakan positif," kata Nadia.

Baca juga : Rangkuman Perkembangan Obat Terapi Covid-19 Sepanjang 2021

Kemudian, pada Senin (20/12), yang bersangkutan kembali dinyatakan positif setelah melakukan test PCR STGF. Sehingga hasil sample yang bersangkutan dikirim ke laboratorium, dan dikonfirmasi omicron pada Ahad (26/12) setelah dilakukan whole genome sequencing (WGS).

"Sebagai tindak lanjut tentunya yang bersangkutan saat ini sedang dalam proses evakuasi untuk melakukan isolasi di Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso," kata Nadia.

Saat ini, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, sudah berkoordinasi dengan Dinas Parekraf DKI Jakarta untuk melakukan tracing di tempat yang bersangkutan datangi yakni di Restoran SCBD serta juga di sekitar tempat tinggal yang bersangkutan.

Hingga Selasa (28/12), sudah ada 47 kasus konfirmasi positif Covid-19 varian omicron. Sebanyak 46 kasus berasal dari luar negeri sementara satu orang transmisi lokal.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mewanti-wanti pemerintah daerah (pemda) untuk melakukan antisipasi ketat terhadap penyebaran varian omicron di wilayahnya masing-masing. Wapres mengatakan, dalam sidang kabinet terakhir, pemda sudah diingatkan menyiapkan skenario jika terjadi transmisi lokal omicron.

Baca juga : Rangkuman Perkembangan Obat Terapi Covid-19 Sepanjang 2021

"Dan pemda sudah diinstruksikan untuk bersiap kemungkinan terjadinya transmisi lokal, kemarin sudah 46 terkonfirmasi sehingga harus antisipasi ketat," ujar Wapres.

Wapres menegaskan, omicron termasuk varian yang penularannya sangat cepat. Karena itu, dalam rapat terakhir dengan Presiden Joko Widodo juga ditekankan upaya pengetatan di beberapa hal. Mulai dari kedatangan pelaku perjalanan dari luar negeri harus benar-benar diperketat. Bahkan, pemerintah berencana melakukan upaya karantina lebih selektif.

"Kita sedang melakukan upaya karantina apakah nanti lebih selektif, penyiapan di dalam negeri dan melarang WNI untuk keluar negeri untuk sementara ini," kata Kiai Ma'ruf.

Selain itu, Wapres juga menekankan semua masyarakat menerapkan protokol kesehatan secara ketat, terutama penggunaan masker dan percepatan vaksinasi. Untuk vaksinasi, mulai Januari pemerintah akan memulai vaksin dosis ketiga atau booster kepada masyarakat umum.

"Begitu juga penerapan PeduliLindungi. Tapi tidak ada kenaikan level masih tetap seperti biasa dan tidak ada penyekatan tapi pemeriksaan vaksinasi supaya mereka (memiliki kekebalan)," katanya.

Baca juga : Libur ke Luar Negeri Dilarang, Luhut Sarankan Wisata Domestik

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement