REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Kepolisian Turki menangkap 16 orang yang diduga terafiliasi dengan kelompok teroris ISIS, Selasa (28/12). Mereka ditahan setelah menyerang petugas keamanan yang berupaya menutup toko buku agama tak berizin di kota Bingol.
Kantor gubernur Provinsi Bingol mengklaim, toko buku agama tersebut memang mendukung kegiatan ISIS di Turki. Oleh sebab itu, personel kepolisian dikerahkan untuk menutupnya.
“Tim polisi kami turun tangan, sementara serangan menggunakan tongkat dan batu dilakukan terhadap pasukan keamanan kami,” katanya,
Rekaman video yang beredar menunjukkan, puluhan orang terlibat bentrok dengan aparat kepolisian. Massa menggunakan tongkat sebagai senjata. Letupan senjata pun sempat terdengar. Menurut kantor gubernur Provinsi Bingol, terdapat personel polisi yang cedera akibat aksi penyerangan tersebut.
Dari bentrokan itu, aparat menangkap dan menahan 16 orang. Selain terlibat penyerangan, mereka dituduh memiliki kaitan dengan ISIS. Pada September tahun lalu, Turki berhasil menangkap Mahmut Ozden. Dia adalah anggota senior ISIS yang diyakini menjadi pemimpin di Turki.
Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengungkapkan Ozden dikenal sebagai “emir” ISIS di Turki. "Dia terus-menerus menerima perintah dari Irak dan Suriah untuk melakukan serangan di Turki," kata Soylu saat memberikan keterangan pers perihal penangkapan Ozden pada 1 September 2020.
ISIS telah cukup banyak melakukan serangan di Turki. Pada 1 Januari 2017, misalnya, ISIS melancarkan aksi penembakan yang membidik sebuah klub malam di Istanbul. Sebanyak 39 orang tewas dalam peristiwa tersebut. Pada 2016, di kota yang sama, ISIS pernah melakukan pemboman yang menyebabkan 12 orang tewas.
Secara keseluruhan, ISIS setidaknya melakukan sepuluh kali bom bunuh diri, tujuh pemboman, dan empat serangan bersenjata di Turki. Serangkaian serangan tersebut menewaskan 315 orang dan melukai ratusan lainnya.