Kamis 30 Dec 2021 15:16 WIB

Wilayah Ciayumajakuning Waspadai Cuaca Ekstrem

Potensi cuaca ekstrem seperti angin puting beliung, hujan lebat serta hujan es.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah anggota TNI membenahi atap sekolah yang rusak pascaangin puting beliung yang melanda Desa Mekar Saluyu, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (29/3/2021). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mencatat, sebanyak 298 rumah, satu kantor desa, satu masjid, dua sekolah dan lahan pertanian di dua desa terdampak bencana angin puting beliung yang terjadi pada Minggu (28/3) petang.
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi
Sejumlah anggota TNI membenahi atap sekolah yang rusak pascaangin puting beliung yang melanda Desa Mekar Saluyu, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (29/3/2021). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mencatat, sebanyak 298 rumah, satu kantor desa, satu masjid, dua sekolah dan lahan pertanian di dua desa terdampak bencana angin puting beliung yang terjadi pada Minggu (28/3) petang.

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA – Puncak musim hujan di Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) diprakirakan akan terjadi pada Januari 2022. Masyarakat di wilayah itu diminta untuk waspada.

Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, menjelaskan, pertumbuhan awan hujan kumulonimbus saat ini semakin meningkat. Hal itu menyebabkan potensi cuaca ekstrem juga semakin meningkat.

Baca Juga

"Potensi cuaca ekstrem yang bisa terjadi, seperti angin puting beliung, hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir, serta hujan es," ujar Ahmad Faa Izyn, yang akrab disapa Faiz.

Faiz pun meminta masyarakat untuk mewaspadai berbagai bencana sebagai dampak dari potensi cuaca ekstrem itu. Adapun potensi bencana yang harus diwaspadai, di antaranya adalah angin kencang dan puting beliung, banjir, banjir bandang maupun longsor.

Cuaca ekstrem berupa angin kencang dan angin puting beliung itu seperti yang terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Senin (27/12) pukul 15.30 WIB. Yakni, Desa Kalimaro, Desa Gebang dan Desa Gebang Kulon.

Di daerah tersebut, angin mengamuk dan menyebabkan kerusakan pada rumah warga. Video mengenai terjadinya peristiwa itu banyak beredar di media sosial.

Faiz mengatakan, di wilayah Kecamatan Gebang tidak ada alat pengamat cuaca/angin. Namun, dilihat dari video yang beredar, dia menilai kecepatan angin puting beliung di daerah itu bisa berkisar antara 30-40 knot atau 56-74 kilometer per jam.

"Kecepatan angin normalnya hanya  5-25 knot atau 5-46 kilometer per jam," terang Faiz.

Selain di Kecamatan Gebang,  hujan deras yang disertai angin kencang juga terjadi di Desa Susukan/Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, Senin (27/12) pukul 16.00 WIB. Angin menyebabkan sejumlah pohon besar di pinggir jalan di desa tersebut tumbang.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Alex Suheriyawan, menyatakan, angin kencang dan puting beliung yang menerjang Kabupaten Cirebon kemarin tidak menyebabkan korban jiwa. Bantuan berupa pangan juga telah disalurkan untuk warga yang terdampak.

"Di musim hujan ini, kami minta warga untuk meningkatkan kewaspadaan," kata Alex.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement