Kamis 30 Dec 2021 14:12 WIB

Lebih dari 850 Penerbangan AS Dibatalkan karena Varian Omicron

Data FlightAware menunjukkan terdapat sekitar 1.300 pembatalan penerbangan yang masuk

Rep: rizky jaramaya/ Red: Hiru Muhammad
 orang melihat papan status penerbangan di Bandara Nasional Ronald Reagan Washington di Arlington, Virginia, AS, 27 Desember 2021. Ribuan penerbangan di seluruh dunia dibatalkan selama akhir pekan Natal dan dilanjutkan 27 Desember, dipicu oleh varian omicron dari Covid-19 .
Foto: EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS
orang melihat papan status penerbangan di Bandara Nasional Ronald Reagan Washington di Arlington, Virginia, AS, 27 Desember 2021. Ribuan penerbangan di seluruh dunia dibatalkan selama akhir pekan Natal dan dilanjutkan 27 Desember, dipicu oleh varian omicron dari Covid-19 .

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Lebih dari 850 penerbangan di Amerika Serikat (AS) dibatalkan pada Rabu (29/12) karena merebaknya varian omicron. Menurut data dari situs web pelacakan penerbangan, FlightAware, penerbangan yang dibatalkan jumlahnya semakin meningkat.

Data FlightAware menunjukkan, terdapat sekitar 1.300 pembatalan untuk penerbangan yang masuk, meninggalkan atau di dalam Amerika Serikat pada Selasa (28/12), dan sekitar 1.500 pembatalan penerbangan pada Senin (27/12). Maskapai penerbangan Delta, United Airlines, dan JetBlue mengatakan, varian omicron menyebabkan masalah kepegawaian sehingga penerbangan dibatalkan.

Baca Juga

SkyWest melakukan 195 pembatalan penerbangan, diikuti oleh United Airlines dengan 158 pembatalan, dan Delta sebanyak 103 pembatalan. SkyWest, maskapai regional yang berbasis di Utah, telah mengalami tingkat pembatalan yang lebih tinggi setelah cuaca buruk. Maskapai ini juga melaporkan masalah staf yang terinfeksi Covid-19.

Omicron telah menjadi penyebab masalah kepegawaian yang cukup signifikan bagi maskapai penerbangan. Pada 2020, tidak sedikit maskapai penerbangan yang mengurangi jumlah karyawannya karena dampak pandemi Covid-19. Bisnis maskapai penerbangan pada 2020 mengalami penurunan yang cukup drastis. 

Meluasnya distribusi vaksin Covid-19 memberikan angin segar kepada berbagai sektor bisnis, termasuk maskapai penerbangan. Sebagian besar negara mulai melonggarkan pembatasan, kembali menjalankan bisnis, dan membuka pintu bagi wisatawan asing untuk menggeliatkan perekonomian. Jutaan orang merasa nyaman untuk kembali menggunakan moda transportasi pesawat menuju berbagai wilayah maupun negara. 

Merebaknya varian omicron dapat menjadi ancaman bagi industri penerbangan. Liburan Natal semestinya dapat menjadi momen untuk mendobrak bisnis penerbangan yang sebelumnya lesu. Namun, varian omicron menyebabkan sejumlah penerbangan dibatalkan.

Administrasi Keamanan Transportasi (TSA) memperkirakan, musim liburan akan terjadi setelah Tahun Baru. Menurut data pos pemeriksaan TSA, jumlah orang yang terbang ketika musim liburan pada 2021 melebihi 2020. Tetapi jumlah pelancong pada tahun ini, berada di bawah jumlah pelancong pada 2019. 

 

sumber : ap
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement