Jumat 31 Dec 2021 09:24 WIB

Kematian Akibat Covid-19 Capai Satu Juta Jiwa di Eropa Timur

Korban tewas di Eropa Timur 1.045.454 orang, dibandingkan 1.873.253 di seluruh Eropa.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Mas Alamil Huda
 Pembeli yang mengenakan masker wajah untuk melindungi diri dari COVID-19 berjalan di sepanjang Grand Bouvard di Paris, Senin, 20 Desember 2021. Negara-negara di seluruh Eropa telah bergerak untuk menerapkan kembali langkah-langkah yang lebih keras untuk membendung gelombang baru infeksi COVID-19 yang didorong oleh penyakit yang sangat menular varian omicron.
Foto: AP/Michel Euler
Pembeli yang mengenakan masker wajah untuk melindungi diri dari COVID-19 berjalan di sepanjang Grand Bouvard di Paris, Senin, 20 Desember 2021. Negara-negara di seluruh Eropa telah bergerak untuk menerapkan kembali langkah-langkah yang lebih keras untuk membendung gelombang baru infeksi COVID-19 yang didorong oleh penyakit yang sangat menular varian omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kematian akibat virus corona di Eropa Timur mencapai satu juta orang pada hari Kamis (30/12). Sebanyak tiga dari lima negara yang melaporkan jumlah kematian harian tertinggi di Eropa berasal dari timur, termasuk Rusia, Polandia, dan Ukraina.

"Saya takut karena ini adalah jumlah kematian harian yang sangat besar, sangat besar, tak terbayangkan," kata pensiunan dari Warsawa Bozena Adamowicz.

Baca Juga

Menurut penghitungan Reuters, Eropa Timur membentuk 39 persen dari populasi kawasan dan telah melaporkan lebih dari setengah total kematian terkait Covid-19 di Eropa. Korban tewas di Eropa Timur mencapai 1.045.454 pada Kamis, dibandingkan dengan 1.873.253 di seluruh Eropa.

Wilayah ini mencakup Belarus, Bulgaria, Republik Ceko, Hongaria, Moldova, Polandia, Rumania, Rusia, Slovakia, dan Ukraina. Relatif sedikit kasus omicron yang terdeteksi di Eropa Timur, berbeda dengan Eropa Barat dengan kasus harian memecahkan rekor.

Polandia melaporkan 794 kematian terkait Covid-19 pada Rabu (29/12). Jumlah ini adalah rekor tertinggi untuk gelombang keempat pandemi, meskipun angkanya mungkin telah meningkat karena pelaporan yang tertunda karena Natal.

Juru bicara College of Family Physicians di Polandia, dr Michal Sutkowski, menyalahkan meningkatnya jumlah korban di Polandia pada sistem perawatan kesehatan yang kelebihan beban. Ditambah lagi kurangnya pengetahuan dan keengganan relatif untuk mendapatkan vaksinasi dibandingkan dengan Barat, termasuk untuk kelompok yang paling rentan.

"Sayangnya, omicron mendekat. Itu akan datang cepat atau lambat ... dan kemudian jumlah kematian mungkin meningkat secara dramatis, karena, sayangnya, akan ada efek skala," katanya menambahkan bahwa telah memperhatikan minat yang meningkat pada vaksinasi dalam beberapa pekan terakhir.

Sedangkan Rusia telah melampaui Brasil untuk memiliki angka kematian tertinggi kedua di dunia dari pandemi Covid-19. Negara ini hanya berada di belakang Amerika Serikat.

Layanan statistik, Rosstat, mengatakan, 87.527 orang telah meninggal karena penyebab terkait virus corona pada November. Jumlah tersebut menjadikannya bulan paling mematikan di Rusia sejak awal pandemi.

Rusia telah memvaksinasi hampir 55 persen populasinya dengan setidaknya satu suntikan. Kepala pengawas konsumen negara Rusia Anna Popova menyuarakan keprihatinan atas dampak potensial dari 10 hari liburan tahun baru.

"Mempertimbangkan liburan tahun baru mendatang, ketika jumlah kontak antarorang sudah meningkat, risiko penyebaran strain omicron baru tentu akan meningkat," kata Popova.

Menurut Our World in Data, Republik Ceko dan Hongaria berada di puncak tingkat vaksinasi di kawasan itu dengan hampir 64 persen dari total populasi kedua negara telah menerima setidaknya satu suntikan. Ukraina memiliki tingkat terendah dengan hampir 33 persen penduduknya menerima dosis tunggal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement