REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Tesla membuka showroom barunya di Xinjiang, China. Wilayah itu telah menjadi hotspot geopolitik utama dalam beberapa tahun terakhir.
Wilayah itu juga menjadi sumber utama ketegangan antara Beijing dan Washington. Dilansir dari CNN, Amerika Serikat secara efektif melarang impor produk yang dibuat di sana dengan undang-undang terbaru.
Tesla mengumumkan pembukaan showroom baru tersebut di akun terverifikasinya di Weibo, platform media sosial utama di China. Showroom baru itu berada di Urumqi, ibu kota Xinjiang yang juga rumah bagi 3,5 juta orang.
Tesla memiliki kontribusi besar di China, dan menghabiskan bertahun-tahun membuat terobosan bersama Beijing. Sehingga mereka mendapat dukungan kuat dari pemerintah.
Bagaimanapun juga, keputusan untuk membuka showroom di Xinjiang, terbukti menimbulkan kontroversi, dan menyoroti betapa itu penuh dengan kepentingan politik China terhadap perusahaan-perusahaan Barat.
Sebuah laporan dari 50 ahli hukum internasional Maret lalu menemukan bahwa perlakuan China terhadap masyarakat Uyghur memenuhi definisi hukum genosida, secara keseluruhan atau sebagian, kelompok agama atau etnis tertentu.
Hingga 2 juta masyarakat Uyghur dan minoritas Muslim lainnya ditempatkan di pusat-pusat penahanan di seluruh wilayah itu. China berulang kali dengan tegas membantah melecehkan masyarakat Uyghur atau menggunakan mereka untuk kerja paksa.
Sebaliknya, para pejabat China mengatakan bahwa masyarakat Uyghur dibawa ke kamp-kamp pendidikan ulang untuk mencegah ekstremisme agama dan terorisme.
Dilansir dari AP News, tekanan pada perusahaan asing untuk mengambil posisi di Xinjiang, Tibet, Taiwan dan isu-isu politik lainnya, baru-baru ini juga terus meningkat.
"Tidak ada perusahaan Amerika yang boleh melakukan bisnis di wilayah yang menjadi titik fokus kampanye genosida, yang menargetkan minoritas agama dan etnis," kata direktur komunikasi sebuah kelompok aktivis, Ibrahim Hooper, dalam sebuah pernyataan.
Amerika Serikat telah melarang impor barang dari Xinjiang kecuali jika barang tersebut dapat dibuktikan tidak dihasilkan dengan kerja paksa. China adalah salah satu pasar terbesar Tesla. Pabrik pertama perusahaan di luar Amerika Serikat dibuka di Shanghai pada 2019.
Merek mobil asing lainnya termasuk Volkswagen, General Motors, dan Nissan Motor Co memiliki showroom di Xinjiang yang dioperasikan oleh mitra usaha patungan China. VW juga mengoperasikan pabrik di Urumqi.